BABI KUAH "PAK NO" PASAR GEDE SOLO: WARUNG LEGENDARIS DI SOLO

babi kuah
babi kuah / william


Di pojokan utara Pasar Gede Solo, berdiri sederhana sebuah warung kuliner legendaris yang menjadi incaran pecinta babi: Babi Kuah "Pak No".

Meski tampak seadanya, warung ini menyimpan reputasi yang luar biasa sejak tiga dasawarsa lalu menjadi destinasi wajib bagi wisatawan lokal maupun keluarga Solo yang getir penasaran dengan nikmatnya olahan babi kuah khas setempat.

? Pesona Lapak Pikulan dan Aura Tradisional

Warung Pak No bukan restoran besar ia hadir dengan gaya lapak pikulan, hanya beberapa kursi plastik, dan sepanci besar berisi potongan daging babi berkuah rempah.

Para pengunjung biasa mengantri di gang pasar, berdiri sabar menanti giliran, sambil menyaksikan si penjual meracik langsung tiap porsi.

Suasana yang sederhana ini justru menambah kehangatan dan kesan autentic  makan di sini sama dengan menikmati bagian dari sejarah kuliner Solo.

? Isi Pincuk yang Kaya Ragam

Photo

stephen santosa/babi kuah

Setiap porsi babi kuah disajikan dalam pincuk daun pisang tradisi lokal yang menambah kenikmatan aroma.

Dagingnya terdiri dari berbagai bagian: samcan (pork belly), pipi, telinga, ati, usus, bahkan darah beku ("saren"). Potongan-potongan ini direbus dalam kuah berwarna cokelat, manis dan lembut, lalu dibalut rasa gurih rempah khas.

Satu porsi lengkap daging, jeroan, dan kuah dibandrol murah meriah, mulai Rp?20.000–25.000.

Ada juga pilihan beli per ¼ kg untuk dibawa pulang. Harga yang sangat terjangkau untuk cita rasa yang tak kehilangan keaslian.

?? Kenikmatan yang Lumer di Mulut

Rasa daging babi di sini begitu lembut dan empuk ayam empuk dan kulitnya kenyal, tidak bau amis karena direbus perlahan hingga meresap. Kuahnya manis, gurih, dan tidak bikin eneg, cocok dinikmati bersamaan dengan sambal untuk sensasi pedas segar .

Saya pribadi terpikat dengan kelezatan bahan darah beku teksturnya lembut dan rasanya mirip ati dan cocok dicampur untuk sensasi yang lebih “barbar”.

Potongan kecil menambah karakter pada setiap suapan, menciptakan harmoni rasa yang kompleks namun tetap sederhana.

? Ramai Hampir Setiap Waktu

Warung ini buka pagi, dari sekitar pukul 09.00–12.00 (beberapa buka sampai pukul 16.00 atau 14.00 akhir pekan) . Produksi daging harian bisa mencapai 35 kg pada hari biasa, dan hingga 60 kg saat akhir pekan.

Artinya, kalau kamu datang telat bisa kehabisan! Banyak yang menyarankan untuk datang pagi agar tak melewatkan porsi terbaik.

Di tengah gemerlap Pasar Gede, Babi Kuah “Pak No” hadir bak harta karun tersembunyi. Warungnya sederhana, namun rasanya mewah dalam kesederhanaannya.

Setiap potong daging yang lumer, setiap tetes kuah manis-gurih, hingga sensasi darah beku memberi pengalaman kuliner yang susah dilupakan.

Sebuah tanda bahwa kuliner terbaik tak selalu datang dari restoran megah kadang justru dari sudut paling sederhana di pasar tradisional, di balik aroma rempah yang mengepul dan antrean orang-orang yang rela menunggu hanya demi seduhan kelezatan legit.

Kalau kamu pencinta kuliner lokal atau traveller yang haus pengalaman otentik, jangan sampai lewatkan Babi Kuah Pak No.

Baca Juga :

LOKASI