BAYAR SUKA - SUKA HANYA BISA DI TENTREM AREA COFFEE

Tentrem Area Coffee
Tentrem Area Coffee / IG @tentremarea


Tempat makan ini bertajuk kedai kopi. Layaknya kebanyakan kedai, tempat ngopi dan makan yang berada di Dusun Penggik, Desa Gondang, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah ini juga menyediakan sejumlah menu. 

Diberi nama Tentrem Area Coffee, kedai kopi ini memiliki daya tarik tersendiri. Disini pengunjung tidak akan menemukan daftar harga layaknya kedai kopi pada umumnya, namun hal itu bukan bermaksud untuk "ngemplang" istilah Bahasa Jawanya atau bisa diartikan memberikan harga yang tidak semestinya. Kedai yang dipenuhi ornamen kayu dan rumbia ini sengaja tidak menyediakan daftar harga karena memang tidak punya patokan harga. Jadi, pengunjung boleh membayar suka-suka alias seikhlasnya.

Tempat ini diberi nama seperti dengan sang pemilik "Tentrem", dan dia  memang sengaja membuat konsep kedainya seperti itu. Namun, dia tidak menyangka kalau kedai yang didirikannya di halaman rumah itu justru ramai dan menjadi rujukan tempat ngopi yang digandrungi banyak orang. 

Ide Memulai Tentrem Area Coffee
Sebelum menjadi pemilik kedai kopi seperti sekarang, Tentrem hanyalah pemuda yang dianggap "gagal sukses" selepas merantau. Setelah bertahun-tahun berkeliling Indonesia, dia mengaku pulang kampung dengan tangan kosong.

“Biasalah, ekspektasi orang kampung, kalau merantau banyak duit. Lah, saya enggak!" kelakar Tentrem, diiringi dengan tawa lebar.

Tanpa modal, Tentrem saat itu harus pulang kampung dan merawat ibundanya yang sudah lanjut usia. Kantongnya benar-benar cekak. Bahkan, untuk ikut ngopi di luar dengan teman-temannya pun lelaki 39 tahun tersebut mengaku nggak punya uang. Alhasil, teman-temannya yang datang untuk ngopi bareng dia. Nah, lantaran saking seringnya teman-temannya datang, Tentrem pun membawa keluar peralatan masak di dapur ke sebuah gubuk di halaman rumahnya.

"Dulu (tempat ini) cuma halaman biasa, tempat ngopi teman-teman kampung. Mereka ke sini tak suruh bawa kopi sendiri," ungkap Tentrem kepada Inibaru.id, belum lama ini. "Eh, lama-lama banyak orang berteduh di sini, malah minta dibuatkan kopi!"

Namun, rupanya gubuk penuh peralatan memasak itu justru dipandang orang laiknya tempat ngopi. Nggak sedikit pelancong yang transit di tempatnya, lalu meminta dibuatkan kopi. Ketidaksengajaan inilah yang akhirnya membuat Tentrem memutuskan membuka kedai kopi di halaman rumahnya.

Sempat Dianggap Gila
Konsep "mbayar sak karepe" (membayar suka-suka) atau pay as you wish yang diterapkan Tentrem tentu saja tidak lazim dalam sebuah bisnis makanan. Namun, sejak awal dia memang mengaku tidak menganggap kedai kopi itu sebagai sebuah bisnis, melainkan tempat untuk menjalin persaudaraan.

Karena konsep bayar suka-suka inilah Tentrem sempat dianggap gila oleh keluarga dekatnya. Dia yang bersikeras membuka kedai hanya untuk melayani siapa saja yang singgah atau berteduh itu memang tidak berniat memberi tarif untuk tiap menu yang disajikannya kepada pengunjung.

Ya jelas saya dianggap gila. Banyak keluarga yang menentang. Tapi, saya memang nggak cari untung. Saya merasa semua yang ada di hidup saya sudah cukup, tak ada lagi yang perlu dicari,” kata dia tenang.

Namun, siapa menyangka dengan konsep mbayar sak karepe itu kedai Tentrem justru kian ramai disinggahi pelancong. Bahkan, sejumlah pelanggan dari luar kota nggak jarang menyengaja datang ke kedai berbentuk gubuk yang tampak tenang dan asri tersebut. Meski nggak memikirkan keuntungan, menurutnya, tidak ada yang membuatnya rugi.

“Saya hanya ingin menyambut siapapun yang datang dengan hangat, bahkan untuk sekadar berteduh. Saya pengin mereka merasa tenteram saat di sini,” tuturnya.

Menu-Menu Sederhana
Sejalan dengan konsep mbayar sak karepe, Tentrem juga menerapkan konsep mangan sak anane (makan seadanya). Di kedai kopi ini pengunjung tidak akan menemukan masakan modern ala western atau kopi susu kekinian dalam gelas plastik yang banyak dijual di kedai - kedai kopi pada umumnya.

TENTREM AREA COFFEE, Gondang - Restaurant reviews

Meski sudah memiliki banyak pelanggan, Tentrem agaknya tidak berniat mengubah menu yang disajikannya. Kopi dan jahe merahnya memang patut dicoba. Selebihnya hanya ada gorengan dan mi instan dengan berbagai varian rasa. Kadang ada juga sejumlah cemilan tradisional titipan tetangga.

Tentrem bahkan mengaku sering mendapat bahan mentah dari para pelanggannya.

 

 

Baca Juga :

LOKASI