BENTANGAN KAIN PELANGI DI KAWASAN MOJOLABAN YANG MENDUNIA

Kampung Kain Mojolaban
Kampung Kain Mojolaban / lombafotoastra.satu-indonesia.com


Ada sebuah desa di Solo yang sedang naik daun beberapa tahun terakhihr, yaitu Mojolaban. Daerah yang berada di tepian Sungai Bengawan Solo ini menjadi basis perajin kain warna-warni berbahan shantung yang tengah naik daun beberapa tahun terakhir. 

Mojolaban yang terletak di Sukoharjo, Jawa Tengah adalah salah satu desa yang masyarakatnya terkenal ulet dan produktif. Beberapa hasil dari keuletan masyarakat Mojolaban adalah kain pantai, batik kalengan, alkohol, dan gamelan. 

Aktivitas Penjemuran Kain Pantai di Solo - Vlix.id

Kain shantung atau lebih dikenal dengan kain pantai ini jadi langganan kota-kota besar Indonesia, seperti Bali, Bandung, dan Jakarta. Dilihat dari beberapa motifnya yang menarik dan berwarna-warni, kain pantai buatan masyarakat Mojolaban mengalami proses yang unik karena proses pembuatan kain tersebut didominasi oleh pekerja pria sementara pewarnaannya didominasi oleh pekerja wanita.

Bagi masyarakat di sekitaran Jawa Tengah, kain warna berbahan dasar shantung ini akrab disebut kain jumputan. Nama ini muncul dari cara pembuatannya yang ‘dijumput’ atau diambil sebagian.

 “Kain shantung putih akan digelar memanjang, lalu bagian-bagian yang ingin diberi warna berbeda akan diikat ke atas (dijumput) dengan karet untuk diwarnai belakangan. Lalu dengan spon, warna dioleskan ke kain dengan warna dan motif yang disesuaikan pesanan. Kemudian kain diberi pelapis warna agar tidak luntur. Terakhir, kain dicuci lalu dijemur dengan sinar matahari,” tutur Wardhi Wardhi (45), salah satu perajin kain jumput menjelaskan sembari sesekali memeragakan teknik jumputan.

Kain jumputan ini sering berubah nama seiring bentuknya yang dapat dikreasikan menjadi kaos, kain pantai, daster, dan lainnya. Namun, bagi masyarakat umum, kain jumputan ini lebih sohor disebut kain pantai dengan pelbagai warna dan motif, seperti sinaran, pelangi, untiran, kembang, serta gajahan.

Kain ini diproduksi dalam ukuran panjang 20–30m dengan lembar 110–120cm, sesuai permintaan. Panjang kain inilah yang menjadikannya butuh ruang lapang saat proses pengeringan.

Kegiatan selama proses pengeringan kain ini menjadi momen menarik untuk diabadikan. Kain pantai yang masih dalam bentuk lembaran super panjang tersebut dibentangkan oleh para pekerja di atas bukit kecil. Kemudian kain-kain ini diatur rapi agar semua sisinya tersentuh sinar matahari secara langsung. Proses pembentangan kain inilah yang kemudian seringkali diabadikan dalam tangkapan gambar oleh para wisatawan.

Kawasan Mojolaban ini juga tidak jauh dari Kota Solo, hanya berjarak sekitar 30 menit menggunakan kendaraan bermotor.


 

Baca Juga :

LOKASI