BERAWAL DARI PKL SOTO SEGER HJ. FATIMAH BOYOLALI BERKEMBANG MENJADI 10 CABANG

Soto Seger Hj. Fatimah Boyolali
Soto Seger Hj. Fatimah Boyolali / gotravelly


Kesegaran soto khas Boyolali sudah tidak diragukan lagi. Untuk mencarinya juga tidak sulit, di sepanjang Jl. Pandanaran bisa ditemukan deretan warung soto salah satunya Soto Seger Hj. Fatimah.

Saat ini Soto Seger Hj. Fatimah berkembang pesat dan memiliki 10 cabang di Boyolali, Salatiga, Solo, Sukoharjo, Klaten, dan Jogja. Soto Seger Hj. Fatimah Boyolali ini didirikan pada 1998 namun dengan nama Soto Mbok Giyem.

Mbok Giyem merupakan ibu dari Fatimah. Fatimah menjadikan nama ibu kandungnya sebagai brand soto yang awalnya berjualan di lapak pedagang kaki lima (PKL). Lokasinya di pojok pertigaan Jl. Pandaran, depan swalayan Galaxy.

Warungnya dimulai dari PKL seluas 30 meter persegi. Para pelangggannya duduk lesehan di emperan toko beralaskan tikar. Seporsi soto harganya masih Rp3.000.

Menariknya, Mbok Giyem tidak berjualan soto. Mbok Giyem malah berjualan satai kambing. Sedangkan, resep soto yang dipakai hingga hari ini adalah resep yang dipelajari dari kakak Fatimah.

Pada 2004, dari lapak PKL ini, warung pindah ke lokasi yang sekarang ditempati yaitu di Jl. Garuda, depan Kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Boyolali. Lokasinya jauh lebih luas. Ada beberapa meja dan ada ada juga live music. Warung ini buka dari pukul 06.00 WIB sampai 20.00 WIB.

Soto Seeger Hj. Fatimah, Boyolali - Ulasan Restoran - Tripadvisor

Pada 2015, nama  warung Soto Seger Mbok Giyem diganti menjadi Soto Seger Hj. Fatimah hingga sekarang. Putra Hj. Fatimah, Hero Novianto, menceritakan pelanggannya menurun drastis pada awal perubahan brand ini. Banyak pelanggannya yang kecele soal perubahan brand ini. Apalagi waktu itu media sosial belum seramai hari ini.

Kini, warung Soto Seger Hj Fatimah berkembang menjadi 10 cabang yakni 3 di Boyolali, 1 di Salatiga, 1 di Solo, 1 di Sukoharjo, 2 di Klaten, dan 2 di Jogja. Meski ada 10 cabang, hanya beberapa orang yang mengetahui resep kunci soto miliknya. Hal ini dilakukan agar kualitas soto yang dihasilkan selalu sama di manapun cabang berada. Dalam sehari di setiap cabang ini rata-rata menghabiskan 300 porsi soto.
 

Baca Juga :

LOKASI