BERKUNJUNG DAN MENGENAL JEJAK SEJARAH DI MONUMEN PERS NASIONAL SOLO

Monumen Pers Nasional
Monumen Pers Nasional / Google


Solo tak hanya dikenal sebagai kota budaya, tetapi juga menyimpan sejarah penting bagi dunia pers nasional. Salah satu destinasi yang wajib dikunjungi oleh pencinta sejarah adalah Monumen Pers Nasional, sebuah museum sekaligus monumen bersejarah yang memiliki peran penting dalam perkembangan pers di Indonesia. Terletak di Jalan Gajah Mada No. 59, Monumen Pers Nasional tidak hanya menjadi saksi bisu lahirnya Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), tetapi juga menyimpan berbagai koleksi yang menjadi bukti sejarah perjalanan pers di Tanah Air.

Monumen Pers Nasional

Situs Resmi Monumen Pers Nasional

Sejarah Monumen Pers Nasional

Monumen ini dibangun pada tahun 1918 atas prakarsa KGPAA Sri Mangkunegara VII sebagai balai pertemuan yang awalnya diberi nama Societeit Sasana Soeka. Setelah menjadi tempat penting bagi para wartawan, terutama saat PWI didirikan pada 9 Februari 1946, bangunan ini akhirnya diresmikan sebagai Monumen Pers Nasional pada tahun 1973.

Bangunan monumen terbagi menjadi dua bagian: bangunan lama dan bangunan baru. Bangunan lama, yang didirikan pada 1918, menjadi daya tarik utama dengan denah persegi empat yang menghadap ke timur laut. Di sini, terdapat berbagai koleksi bersejarah, seperti surat kabar kuno, majalah lama, dan patung tokoh-tokoh penting dalam dunia pers. Salah satu koleksi yang menarik perhatian adalah pemancar radio kuno yang dikenal dengan nama Radio Kambing.

Google

Koleksi Bersejarah

Monumen ini menyimpan benda-benda bersejarah yang berkaitan dengan perjalanan pers di Indonesia, mulai dari mesin ketik milik Bakrie Soeraatmadja, salah satu perintis pers nasional, hingga berbagai perangkat multimedia kuno. Selain itu, pengunjung dapat melihat koleksi surat kabar dan majalah nasional dari masa ke masa, perangkat radio, dan potret tokoh-tokoh pers bersejarah.

Bagi yang tertarik mendalami sejarah, Monumen Pers juga menawarkan ruang konservasi dan reservasi. Ruang ini menyimpan arsip surat kabar dari berbagai era, dibagi menjadi dua bagian: surat kabar tahun 2000-an dan surat kabar sebelum tahun 2000-an. Arsip ini menjadi sumber informasi yang kaya bagi pengunjung yang ingin menelusuri perkembangan pers di Indonesia.

Monumen Pers Nasional

Dinas Pariwisata Solo

Fasilitas dan Layanan Pengunjung

Tidak hanya menjadi tempat untuk menyimpan koleksi bersejarah, Monumen Pers Nasional juga menyediakan fasilitas yang nyaman bagi para pengunjung. Di sini, terdapat media center dengan akses internet gratis, di mana pengunjung bisa berselancar di dunia maya sambil menikmati suasana sejarah yang kental. Selain itu, terdapat papan baca yang memajang surat kabar terbaru, seperti Solopos dan Suara Merdeka, yang dipasang setiap hari.

Museum ini juga dilengkapi dengan perpustakaan, yang menyimpan sekitar 15.000 buku. Buku-buku ini mengangkat tema seputar pers, komunikasi, dan informasi. Perpustakaan ini terbuka untuk umum, dan pengunjung bisa meminjam buku secara gratis. Selain itu, museum pers di sini memungkinkan pengunjung untuk menggali lebih dalam mengenai dokumentasi sejarah pers di Indonesia.

Google

Jam Operasional dan Harga Tiket

Monumen Pers Nasional buka setiap hari, mulai dari pukul 09.00 WIB hingga 15.00 WIB. Pengunjung tidak perlu khawatir soal biaya tiket, karena museum ini gratis untuk umum, menjadikannya destinasi edukatif yang ramah kantong bagi wisatawan maupun warga lokal.

 

Tips Berkunjung ke Monumen Pers Nasional

Agar kunjungan Anda lebih optimal, berikut beberapa tips:

  • Pilih waktu yang tepat: Mengunjungi Monumen Pers di pagi atau sore hari akan memberikan pengalaman yang lebih nyaman, menghindari cuaca panas di tengah hari.
  • Manfaatkan fasilitas: Jangan lupa untuk mengakses media center dan perpustakaan, karena di sana terdapat banyak informasi menarik seputar pers nasional.
  • Lihat koleksi secara menyeluruh: Luangkan waktu untuk mengeksplorasi semua koleksi, dari mesin ketik, pemancar radio hingga arsip surat kabar lama.

Berkunjung ke Monumen Pers Nasional bukan hanya sekadar menapaki jejak sejarah, tetapi juga menjadi kesempatan untuk belajar dan menghargai perjuangan para tokoh pers dalam memperjuangkan kemerdekaan dan kebebasan pers di Indonesia. Jadi, jika Anda berada di Solo, pastikan untuk meluangkan waktu mengunjungi tempat bersejarah ini.

Baca Juga :

LOKASI