CAP GO MEH INDONESIA: TRADISI DAN SEJARAH DI INDONESIA

Cap Go Meh Tradisi Etnik Tionghoa /
Cap Go Meh Tradisi Etnik Tionghoa / / Wiroj / Pixabay


Imlek atau Tahun Baru China sudah dirayakan oleh warga keturunan China pada 1 Februari lalu. Setelah perayaan Imlek, mereka akan menyambut dan merayakan Cap Go Meh. Lalu apakah itu Cap Go Meh?

Sejarah Cap Go Meh
Cap Go Meh sendiri berasalah dari dialek  Tio Ciu atau Hokkien yang terdiri dari 2 kata yaitu "Cap Go" yang berarti lima belas dan "Meh" yang berarti malam. Sedangkan lafal dialek Hakka adalah Cang Njiat Pan, artinya pertengahan bulan satu.  Di daratan Tiongkok dinamakan yuan xio jie dalam bahasa Mandarinnya, artinya festival tanggal 15 bulan satu Kalendar Tionghoa.

SERBA SERBI TRIDHARMA: Taiyi Zhenren / Taiyi Jiuku Tianzun

Awal mula perayaan Cap Go Meh dilakukan sebagai hari penghormatan kepada Dewi Thai-yi setiap tanggal 15 bulam pertama menurut penaggalan Cina.  Dewi Thai-yi merupakan dewa tertinggi di langit oleh Dinasti Han pada abad 206 SM - 221 M.

Jadi Cap Go Meh bisa diartikan sebagai rangkaian dari perayaan Imlek yang diselenggarakan 15 malam Setelah Imlek. Upacara ini harus dilakukan pada malam hari, maka harus disiapkan penerangan dengan lampu-lampu dari senja hari hingga keesokan harinya. Cap Go Meh tahun ini dirayakan Selasa, 15 Februari 2022.

Tradisi Cap Go Meh

Pesta Rakyat Cap Go Meh Digelar 19 Februari, Bakal Dihiasi 1.000 Lampion |  RADAR BOGOR | Berita Bogor Terpercaya
Cap Go Meh sering disebut pula dengan istilah Festival Lampion. Penyebutan ini bermula dari abad ke-17 pada masa Dinasti Han. Kala itu, setiap malam tanggal ke-15 bulan pertama, keluarga istana dan seluruh warga mengadakan perayaan. Di malam yang disinari bulan purnama sempurna, masyarakat akan menyaksikan tarian naga (masyarakat Indonesia mengenalnya dengan sebutan Liong) dan tarian Barongsai. Mereka juga akan berkumpul untuk memainkan sebuah permainan teka-teki dan berbagai macam permainan lainnya, sambil menyantap sebuah makanan khas bernama Yuan Xiao.

Tradisi Cap Go Meh di Indonesia dumulai abad 17 ketika Tiongkok Selatan bermigrasi secara besar - besaran ke Indonesia. Selain di Indonesia, perayaan Cap Go Meh juga dilakukan di Malaysia dan Singapura. Di China sendiri, Cap Go Meh dikenal dengan nama Festival Yuanxiao atau Festival Shangyuan. Sedangkan di Hong Kong dan Vietnam, di kenal dengan nama Festival Yuen Siu dan T?t Nguyên Tiêu. Bahkan di beberapa negara, perayaan ini sering kali disamakan dengan hari raya Valentine versi China. 

Makanan Khas Cap Go Meh
1. Lontong Cap Go Meh

Lontong Cap Go Meh menjadi makanan khas yang hadir sebagai buah dari akulturasi Tionghoa dan Jawa. Lontong Cap Go Meh disajikan dengan beberapa lauk pelengkap Seperti opor, sayur lodeh, telur pindang dan masih banyak lagi. 
Dalam perayaan Cap Go Meh, lontong bermakna keberuntungan. Lontong yang dibungkus dengan daun pisang dan bentuknya yang panjang melambangkan panjang umur. Sedangkan bagi warga Tionghoa yang menyajikan kuah opor dengan kunyit, warna keemasan kuahnya melambangkan keberuntungan.

Di Semarang kamu bisa menikmati Longtong Cap Go Meh di beberapa tempat seperti :
- Kedai 55 Semarang
Kedai 55 di Jalan Puri Anjasmoro K-6 No 19 Semarang yang sudah menjual menu Lontong Cap Go Meh sejak tahun 1958. 

- Warung Makan Prembaen
Kalau kamu kebetulan lewat di Jalan Depok Semarang saat pagi atau jam makan siang, jangan lupa mampir ke Warung Makan Prembaen. Ada berbagai menu makanan yang ditawarkan sang pemilik warung, Cik Hwa. Salah satu menu spesial adalah Lontong Opor Peranakan atau kerap disebut Lontong Cap Go Meh. 

Sepiring lontong opor berisi irisan lontong, suwiran ayam, kuah opor, sayur lodeh terong, sambal goreng ati ampela dan udang, juga taburan bubuk kedelai siap menggoyang lidahmu.

- Warung Makan Putro Solo
Warung Makan Putro Solo terletak di Jalan Gang Pinggir No 112 Semarang. Seporsi Lontong Cap Go Meh di warung tersebut terbilang cukup komplit seperti irisan lontong, suwiran ayam opor, sambel goreng kentang, telur pindang dan bubuk kedelai.

Warung makan yang berada di Kawasan Pecinan Semarang ini juga menyajikan beragam menu makanan yang bikin kalap mata seperti Nasi Gudeg, Nasi Langgi, Nasi Rawon, Gado-Gado, Tahu Acar, Gule Kambing, Nasi Bakmoy dan lainnya. 

- Rumah Makan Citra Sari
Rumah Makan Citra Sari di Jalan Seteran Tengah No 55 Semarang ini menawarkan berbagai menu kuliner nusantara. 

- Rumah Makan Puri Oka
Lontong Cap Go Meh Rumah Makan Puri Oka berlokasi Ruko Murni Building, Brumbungan, Semarang. Selain menjual Chinese Food, Seafood, dan Mie Hot Plate rumah makan ini juga menyajikan menu Lontong Cap Go Meh. 

2. Tangyuan
Makan yang terbuat dari bola-bola ketan yang kenyal, manis, dan berwarna-warni, bagi sebagian besar keluarga Tionghoa sangat penting dihidangkan saat Cap Go Meh. 
Makan camilan manis yang lezat ini merupakan bagian penting dari Cap Go Meh dan biasanya dimakan setelah lentera dilepaskan ke langit. Memakannya juga merupakan cara bagi orang Tionghoa untuk mengungkapkan cinta, salam, dan harapan terbaik mereka untuk keluarga mereka.

3. Onde - onde
Onde-onde menjadi salah satu sajian yang wajib ada saat Festival Cap Go Meh yang dikabarkan sudha menjadi makanan favorit masyarakat Tionghoa sejak Dinasti Song (960-1279). 
Bentuk bulat Onde-onde dengan warna keemasan memiliki makna sebagai lambang keberuntungan. Sehingga, masyarakat Tionghoa percaya makanan ini menjadi simbol harapan baik di tahun baru.

4. Jeruk Mandarin
Buah jeruk bagi masyarakat Tionghoa dipercaya sebagai lambang kemakmuran. Maka, buah ini termasuk dalam makanan wajib ada pada saat perayaan Imlek ataupun Cap Go Meh. 
Selain itu, terdapat tradisi lempar jeruk yang dilakukan masyarakat China Selatan sejak abad ke-19. Tradisi tersebut dilakukan oleh perempuan lajang dengan harapan mendapatkan pria yang tepat ketika mengambil jeruk mereka.

 

 

Baca Juga :

LOKASI