DI CANDI MENDUT TERNYATA ADA MONUMEN BERTULISKAN HURUF JEPANG

Monument Persahabatan Indonesia - Jepang
Monument Persahabatan Indonesia - Jepang / (Nicholas Ryan Aditya / Kompas)


Selain relief tentang Dewi Hariti dan Dewa Kuwera, Candi Mendut memiliki keunikan lain yang menarik pehatian. Satu di antara keunikan lainnya dapat ditemukan di sebelah kiri pos penjaga Candi Mendut. Di tempat ini, ada sebuah monumen ungkapan terimakasih seoerang ibu dari Jepang.

Monumen yang dikenal dengan nama monumen Persahabatan Indonesia- Jepang itu dibangun tahun 1985. Atas inisiatif seorang ibu berkebangsaan Jepang bernama Shizuko Miyagawa

Konon sekitar tahun 1970-an, Shizuko Miyagawa memiliki seorang anak perempuan yang lumpuh. Bermacam jenis pengobatan sudah dilakoni, namun sang anak tak kunjung dapat berjalan. 

Shizuko ini menganut kepercayaan Buddha Shingon, salah satu aliran kepercayaan agama Buddha di Jepang. Suatu hari, Shizuko mendapatkan ilham untuk pergi ke daerah Mendut. Shizuko pun pergi ke Candi Mendut dan beribadah di sana untuk memohon kesembuhan anaknya.

Saat itu, ia berjanji apabila anaknya sembuh, maka ia akan membangun sebuah persembahan sebagai ungkapan terima kasih. Saat Shizuko kembali ke Jepang, anaknya telah sembuh dari kelumpuhannya.

Menepati janjinya dan sebagai ungkapan rasa syukur, pada tahun 1985 Shizuko kembali ke Candi Mendut dan  membangun Monumen Persahabatan Indonesia-Jepang di Candi Mendut.

Kisah Monumen Ungkapan Terima Kasih Ibu dari Jepang di Candi Mendut Halaman  all - Kompas.com

Monumen yang diresmikan pada bulan Februari tahun 1985 ini berbentuk sebuah prasasti tembaga yang dipasang di sebuah balok batu di tengah monumen. Monumen ini dikelilingi pilar-pilar batu andesit Merapi bertuliskan huruf Jepang.

Monumen yang ada di dekat pos penjaga Candi Mendut diresmikan tahun 1985 dan masih ada sampai sekarang. Bangunan tersebut sebagai ungkapan terima kasih atas kesembuhan anaknya. 

Monumen ini dibuat oleh sanggar seni pahat batu Sanjaya milik Dulkamid Djayaprana, seorang pemahat dari dusun Prumpung, Desa Tamanagung, Muntilan. Selain itu, monumen juga sudah mendapatkan izin dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan saat itu. Keberadaan monumen ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah pengunjung dari Jepang ke Indonesia.

 

Baca Juga :

LOKASI