DILARANG KENAKAN BAJU BERWARNA HIJAU JIKA MENGUNJUNGI CANDI BATUR PEMALANG,

Candi Batur Pemalang
Candi Batur Pemalang / Istimewa


Pengguna jalan Pemalang-Purbalingga harus menjajal rest area di Desa Bulakan, Kecamatan Belik, Pemalang bernama Candi Batur. Mengutip  detiktravel, Selasa (6/4/2021), rest area ini menjadi tujuan persinggahan yang menarik bagi siapa saja yang melintas di ruas jalan setempat.

Selain sebagai tempat istirahat, para pengunjung pun bisa berinteraksi dengan kawanan monyet ekor panjang. Tidak perlu biaya apapun untuk memasuki lokasi tersebut, hanya dikenakan parkir mobil atau motor, itu pun sukarela. Tidak banyak orang yang mengetahui kenapa di rest area ini banyak kawanan monyet ekor panjang.

Ada mitos yang berkembang di rest area ini, siapa pun yang datang memberi makan monyet ekor panjang ini, akan mendapatkan balasan rezeki berlimpah. Warga setempat pun mempercayai larangan untuk tidak menggunakan pakaian warna hijau muda, kalau datang ke lokasi itu.

Pedagang kacang dan pisang di lokasi rest area ini, Sukinah, menjelaskan, ada  1.200-an monyet ekor panjang di lokasi itu. 

"Ada ribuan monyet. Jumlahnya mencapai 1.200 lebih. Mereka berkelompok-kelompok. Tidak keluar semua. Mereka hidup di hutan lindung, situ," katanya.
 
Diakuinya, ada mitos yang berkembang, jika memberi makan kawanan monyet itu, akan membawa berkah. Untuk itu, dirinya bersama warga lainnya berjualan makanan monyet seperti kacang dan pisang. Dirinya sendiri sudah menahun jualan kacang dan pisang di kawasan itu.

Satu plastik kacang dijual Rp5.000 demikian juga pisang. 

"Sudah lama saya jualan. Kacang dan pisang, yang akan dibeli pengunjung untuk diberi makan ke monyet-monyet. Sehari bisa 30 bungkus habis," katanya.

Pakaian Warna Hijau
Selain mitos memberi makan, ada juga mitos mitos yang masih dipercaya oleh warga sekitar, untuk tidak menggunakan pakaian warna hijau muda. Warna pakaian hijau muda ini, merupakan warna pakaian yang sama yang digunakan Dewi Rantamsari, penjaga di kawasan Candi Batur.

Kepala Desa Bulakan, Sigit Pujianto, mengakui adanya mitos yang berkembang tersebut. Bahkan, jika warga ada yang melanggar, yang bersangkutan akan terkena musibah. "Ya, memang kepercayaan memang seperti itu. Warga sini, meyakininya," katanya.

Terlepas benar atau tidak, menurutnya itu cerita leluhur, turun temurun yang harus dihormati. Pihaknya bersama warga tetap menjaga kelestarian kawasan Candi Gugur. Menurutnya, total ada sekitar 3 hektare di kawasan setempat.

Lebih banyak merupakan kawasan hutan lindung, dimana menjadi habitat kawanan monyet tersebut. 

"Rest area dan kawasan hutan lindung yang mencapai 3 hektar. Di kawasan hutan lindung yang terdapat mata air yang dikeramatkan warga," tambahnya.


 

Baca Juga :

LOKASI