FESTIVAL OGOH - OGOH : MERAJUT KERAGAMAN BUDAYA

Festival Ogoh - Ogoh
Festival Ogoh - Ogoh / jateng Travel Guide


Festival Ogoh-ogoh Kota Semarang sudah di- akukan sejak tahun 2010. Festival itu tak hanya dilakukan oleh para penganut. Uniknya, festival Ogoh-ogoh di kota Semarang menjadi perayaan budaya, yang melibatkan semua unsur agama. Sebab, unsur lintas agama terlibat dalam kegiatan itu mulai dari persiapan hingga pelaksanaan.

Festival Ogoh-ogoh Kota Semarang sempat vakum akibat pandemi Covid-19. Pada tahun 2023 ini, festival akan kembali di- gelar dengan melibatkan 25 komunitas, baik dari lembaga keagamaan hingga lembaga sosial. "Festival Ogoh-ogoh di Kota Semarang berbeda dengan Ogoh-ogoh di Bali maupun di Solo. Festival Ogoh-ogoh di Kota Semarang tidak menonjolkan satu hal atau berkaitan dengan agama tertentu, tapi kita benar-benar tujuannya untuk merajut kerukunan umat beragama," papar Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHD) Kota Semarang, Nengah Wirta Darmayana, ditemui Maret 2023.

Menurut Nengah, Festival Ogoh-ogoh sudah dimulai sejak tahun 2010. la sendirilah penggagas festival tersebut. la terpantik melakukan festival Ogoh-ogoh berangkat dari keprihatinannya terkait masyarakat Semarang kala itu yang tidak banyak mengetahui keberadaan umat Hindu. Hal itu dialaminya secara pribadi, ketika masih berdinas di kepolisian, banyak kolega yang memberikan ucapan Hari Raya Waisak, padahal ia" bukan pengut Buddha. Begitupun soal ibadah, ia seringkalanya kenapa tidak hadir di vihara.

"Saya mulai berpikir untuk memperkenalkan umat Hindu melalui festival seni Ogoh-ogoh. Festival mulai dan kantor DPRD Jateng, berputar di Simpanglima, lalu kembali ke gedung DPRD Hanya diikuti sekitar 500 orang itupun hanya komunitas Hindu saja, tapi ramai luar biasa," bebernya.

Selepas sukses di festival pertama, kemudian berlanjut ke festival selanjutnya. Kini, festival itu sudah tujuh kali dilakukan di kota Semarang. Pada tahun 2017, festival Ogoh-ogoh masuk dalam daftar agenda wisata kota Semarang.

Nengah menyebut, ada tiga tujuan utama dari festival Ogoh-ogoh. Tujuan pertama untuk mem- berikan pesan toleransi antar umat beragama. Berikutnya, sebagai upaya kontribusi dalam mengembangkan sektor pariwisata di kota Semarang. Terakhir, sebagai pemantik para seniman untuk bisa melahirkan seni baru. 

"Sudah tiga kali Kota Semarang mendapatkan Harmony award, berarti Kota Semarang sudah toleran. Harus dipertahankan terus. Kita juga sebagai bagian dari komunitas di Kota Semarang menyelenggarakan festival dengan harapan ikut membantu sektor wisata," katanya.

Festival Ogoh-ogoh Kota Semarang secara per- tunjukan tidak jauh berbeda dengan festival serupa di daerah lainnya. Hanya saja, ciri khas di Kota Semarang diikuti oleh berbagai umat agama lain.

Tim arak-arak lainnya melibatkan pula umat Kris- ten, Budha, Hindu, Konghucu, hingga penghayat kepercayaan dari Majelis Luhur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa Indonesia (MLK). Begitupun komposisi kepanitian tidak hanya PHDI, melibatkan pula Gusdurian, Pernuda Lintas Agama (Pelita), dan komunitas lainnya.

"Masyarakat Semarang tahunya festival Ogoh-ogohnya saja, padahal kami ingin masya- rakat lebih memahami soal pesan toleransi agama- nya, soal Ogoh-ogoh belakangan," terang Wakil Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) itu.

Setiap tahun, setidaknya ada tiga patung ogoh- ogoh yang diarak keliling kota. Ketiga Ogoh-ogoh tersebut meliputi Buthakala, Hirayankasipu, dan Rahwana. Ketinggian ogoh ogoh sekira 4 meter. Ogoh-ogoh setidaknya dibawa oleh 20 orang. Sewaktu diarak, ogoh-ogoh akan diiringi musik dan bergerak sesuai dengan irama musik

Kendala yang dihadapi dalam arak-arak Ogoh ogoh bisa tersangkut kabel di jalanan sehingga panitia menyiapkan petugas yang membawa genter untuk meninggikan kabel.

"Kami membuat Ogoh Ogoh besar dan tinggi kare na jalan Semarang lebar kalau Ogah-ogoh kecil secara ilmu pertunjukan menjadi tidak bagus," ungkapnya.

Rute festival Ogoh-ogoh di tahun ini dimulai dari Jalan Pemuda, tepatnya depan kantor Balai Kota Semarang, Tugu Muda, Jalan Pandanaran, berakhir di Simpang Lima.

"Di simpang Lima acara ditutup dengan pertunjukan tari. Untuk tahun ini, pentas tari Roro Jonggrang perpaduan tari Bali-Jawa," beber Nengah. Festival Ogoh ogoh Tahun 2023

Festival Ogoh-ogoh tahun 2023 mengambil tera Darma Gama dan Darma Negara, artinya festival bagian untuk menyukseskan pesta demokrasi di tengah upaya modernisasi umat beragama. Festival dilakukan pada Minggu, 30 April 2023 pukul 07.00 sampai selesai. Melibatkan sekira 1.000 peserta dari 25 komunitas di kota Semarang.

Nengah mengatakan, karnaval lintas budaya, lintas agama dan pawai Ogoh-ogoh di tahun ini berbeda pula dengan tahun sebelumnya lantaran melibatkan komunitas Dayak, Padang, Batak, Ambon, dan lainnya.

"Ogoh-ogoh sudah dipesan dari Bali, sengaja memesan dari Bali karena kualitas lebih baik. Ham- pir selesai hari H, nanti kami bawa ke sini untuk dirakit," katanya.

Terpisah, ketua panitia Karnaval Ogoh-ogoh dan seni budaya tahun 2023, I Gede Ananta Wijaya Putra mengatakan, persiapan festival tersebut sudah 70 persen.

"Ogoh-ogoh sedang proses pembuatan, nanti kita rakit di sini, H-2 sampai sini nanti dipajang di Balai Kota," paparnya.

Menurutnya, festival Ogoh-ogoh di tahun ini lebih meriah lantaran akan hadir satu tim musik Baleganjur dari Jembrana, Beli.

"Ogoh-ogoh tidak dibakar, hanya dibongkar," tandas Ketua Karang Taruna Kota Semarang itu.

 

Baca Juga :

LOKASI