Kauman merupakan nama sebuah kawasan perkampungan yang selalu ada dalam tata ruang kota di Jawa, biasanya berada berdekatan dengan Masjid yang besar. Menurut sejarahnya pembentukan perkampungan Kauman merupakan tipologi sentral yang digariskan oleh kerajaan Demak hingga Mataram. “Kauman” berasal dari kata “Kaum” yang artinya “kelompok”, maka sebutan “Kauman” merujuk pada kelompok yang berada di sekitar masjid besar di mana kelompok tersebut mendiami rumah-rumah tinggal di sekitar Masjid tersebut yang kemudian disebut dengan nama perkampungan Kauman.
Masyarakat Kauman adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai aturan-aturan yang menjadi kesepakatan bersama. Aturan-aturan tersebut banyak bersumber dari ajaran Islam karena mayoritas masyarakat perkampungan Kauman beragama Islam. Karakter masyarakatnya selain agamis adalah homogen, paternalistik, dan primordialisme, tetapi tetap humanis, dan kekeluargaan, serta bisa memaklumi adanya perbedaan. Masyarakat Kauman juga sering disebut sebagai masyarakat indogami kampung, yaitu masyarakat yang penduduknya biasa mengadakan perkawinan dengan orang dari kampung sendiri dan tidak mencari jodoh dari luar kampung tempatnya. Sehingga dengan adanya karakter tersebut pranata dan nilai-nilai dalam masyarakat Kauman tetap terjaga hingga saat ini.
Namun ada keunikan tersendiri jika mengulas tentang perkampungan Kauman di Semarang. Untuk mempertegas Kauman yang dimaksud harus ditambah dengan sebutan “Kauman Johar”, karena di Semarang ada 4 (empat) kawasan yang juga biasa disebut dengan Kauman, yaitu: Kauman Pedurungan, Kauman Mangkang, dan Kauman Genuk. 3 (tiga) nama kawasan Kauman tersebut merupakan daerah pemekaran di Kota Semarang yang semula tidak masuk dalam wilayah Semarang asli. Kauman selain dengan Masjid Agung Semarang, juga tidak bisa dipisahkan dengan Pasar Johar, merupakan satu kesatuan wilayah bisnis perdagangan. Sebagian besar masyarakat menggantungkan hidupnya dalam bisnis perdagangan, baik dari skala kecil maupun besar, Pasar Johar sudah sejak lama menjadi tumpuan hidup masyarakat Kauman pada umumnya, bahkan sampai saat ini lebih dari 50% masyarakat Kauman berprofesi dalam bidang perdagangan.
Sumber : joglojateng.com
Wisata kuliner alun-alun Masjid Agung Kauman Semarang
Di sekitar kampung Kauman terdapat banyak toko-toko yang menjual berbagai hal mulai dari parfum, seragam sekolah, kardus, pakaian muslim, perlengkapan sholat, dan masih banyak lagi. Jika kamu ingin berkunjung ke tempat wisata yang kaya akan sejarah dan budaya, kamu bisa mengunjungi kampung Kauman. Kamu bisa berkunjung dan bertanya seputar sejarah di Masjid Agung Kauman Semarang, kamu bisa melihat rumah para penduduk yang masih terkesan tradisional dengan kayu, dan jika kamu ingin menikmati wisata kuliner di malam hari kamu bisa berkunjung ke wisata alun-alun Masjid Agung Semarang. Di siang hari, belum terlalu banyak penjual yang menjual kuliner di sekitar wisata alun-alun. Berbeda jika di malam hari, kamu bisa menjelajahi banyak kuliner.
Lokasi
Bisa di lihat lokasi sekitaran masjid yang jadi pemukiman inilah yang dikenal sebagai wilayah Kauman. Sepanjang perjalanan tersebut sudah menjadi daerah warga kampung Kauman, kemudian pada denah wilayah belakang terdapat jalan lurus hingga bertemu perempatan jalan Toko Tekstil Kranggan Jangkrik, yang dimana menjadi batas Jl. Kauman dengan Jl. Plampitan, kemudian belok ke kiri sampai bertemu dengan warung Pecinan Semarang lalu belok kiri melewati Jl. Pedamaran, hingga bertemu jalan raya Pasar Johar.
Baca Juga :