KAMPUNG JAWI : NOSTALGIA TEMPO DULU

Kampung Jawi
Kampung Jawi / semarangkota.go.id


Di tengah hiruk pikuk kehidupan yang serba modem, masyarakat Desa Kalialang, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang justru membentuk desa wisata dengan konsep Jawa tempo dulu. Sekelompok masyarakat Kalialang tersebut membentuk desa wisata kuliner dengan nama Kampung Jawi

Selaras dengan namanya, konsep wisata kuliner Kampung Jawi terdiri atas beberapa lapak yang menjual makanan-tradisional khas Jawa tempo dulu. Beberapa menu yang tersedia mulai dari maka- nan berat dan ringan. Antara lain sego megono, sega tiwul, wedang uwuh, es legen, kimpul, dan masih banyak lagi. Beberapa menu tersebut tersedia dari harga mulai satu kepeng hingga tiga kepeng. Oh iya, jangan heran ada istilah kepeng.

Kampung Jawi pada dasarnya menyajikan tempat wisata dengan tema kebudayaan Jawa, sehingga segala aktivitas dan pakaian yang digunakan serta pelayanan yang ada bertemakan kebudayan Jawa. Penjual di Kampung Jawi berpakaian tradisional dan melayani dengan konsep unggah-ungguh tata krama Jawa, sehingga ketika pengunjung datang ke Kampung Jawi akan merasakan sensasi nostalgia pada jaman dulu.

Kampung Jawi memiliki keunikan tersendiri dibanding dengan desa wisata yang lainnya, yaitu pada alat pembayarannya. Jika di tempat wisata lainnya ketika hendak membeli sesuatu harus menggunakan mata uang rupiah sebagai alat tukar, lain halnya dengan desa wisata Kampung Jawi. Kampung Jawi menerapkan sistem pembayaran dengan menggunakan mata uang kepeng. Mata uang kepeng adalah alat tukarw yang digunakan pada jaman dulu. Jika zaman dahulu uang kepeng terbuat dari logam, Kampung Jawi berinovasi membuat uang kepeng dari kayu.

Siswantoro, pelopor terbentuknya Kampung Jawi, mengatakan, uang kepeng yang digunakan di Kampung Jawi sebagai simbolik alat tukar seperti zaman dulu. 

"Bedanya dulu itu uang kepeng ter buat dari logam, kalau yang digunakan di Kampung Jawi ini terbuat dari kayu dan sudah dimodifikasi bentuk maupun tampilan uang kepeng Kampung Jawi," kata Siswantoro

Gamelan dan Tembang
Bagi pengunjung yang hendak datang ke Kampung Jawi tidak perlu menyiapkan uang tiket masuk Pengunjung ketika ingin membeli beberapa makanan atau minuman di lapak yang ada di Kampung Jawi harus menukarkan uang rupiahnya ke loket penukaran uang. Uang rupiah tersebut selanjutnya akan diganti dengan mata uang kepeng Satu kepeng Kampung Jawi jika dirupiahkan senilai Rp 3.000.

Preview

Selain menyediakan beberapa lapak kuliner tradi sional, Kampung Jawi juga menawarkan beberapa wisata edukasi budaya.

"Kami di sini juga menyediakan beberapa paket edukasi budaya, mulai dari belajar gamelan, wayang, pranatacara dan belajar tembang-tem- bang Jawa," terang Siswantoro.

Preview Preview

Wisata Kampung Jawi ini buka setiap hari, mulai pukul 17.00 WIB dan berakhir pukul 22.00 WIB. Semakin malam suasana di Kampung Jawi semakin seru dan indah karena banyak lampu-lampu kuning menerangi Kampung Jawi.

Selain itu, di Kampung Jawi selalu ada live music yang menghibur pengunjung Kampung Jawi. Wisata Kampung Jawi berada di Jalan Kallalang Lama, RT 02/RW01, Sukorejo, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. Ada fasilitas mushala, parkir luas, toilet, dan pendopo,

Siswantoro berharap Kampung Jawi ke depan- nya bisa lebih maju dan banyak dikenal masyarakat Jawa Tengah, bahkan sampai seluruh Indonesia.

Rute Dari Simpanglima
Untuk menuju objek wisata Kampung Jawi di Gunungpati mudah kok. Dari Simpanglima Kota Semarang, bisa naik motor atau mobil hanya 20 menit.

Dari Simpanglima ke arah Tugu Muda, kemudian belok kiri ke arah RSUP Dr Kariadi. Sesampainya di pertigaan depan RSUP Dr Kariadi belok ke kanan ke Jalan Kaligarang. Setelah itu, belok ke arah kanan ke jalan Kelud Raya.

Di pertigaan Jalan Kelud Raya, ambil kanan ke Jalan Cemara Sampangan Setelah melewati jalan Sampangan dan sampai ke Jalan Dewi Sartika, ke- mudian di perempatan lampu merah belok kanan ke Jalan Dewi Sartika Barat. Setelah itu mengikuti rute jalan raya agak menanjak sampai ke Desactivate Kalialang, Lokasi Kampung Jawi berada di Gango Kalialang Lama VI. (Dok Tribun)

Berhasil Rangkul Warga
Kampung Jawi di Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Gunun- gpati, menunjukkan pesonanya. Mengusung konsep wisata kuliner zadul, Kampung Jawi tumbuh menjadi tempat wisata ikonik di Kota Semarang.

Melalui pengelolaan sistematis lewat kelompok wisata, membuat perekonomian masyarakat sekitar terdongkrak Embrio desa wisata di Kota Semarang telah ada sejak 2012 silam. Belasan tahun berjalan, desa wisata di Kota Semarang menunjukkan progres positif.

Saat ini, ada 18 lapak penjual berbagai kuliner jadul ada di wisata kuliner yang sudah jadi jujukan warga ini. Pengelola Kampung Jawi juga melibatkan puluhan masyarakat di RW 01 Sukorejo. Geliat perekonomian di Kampung Jawi melalui pengelolaan desa wisata bahkan menorehkan prestasi tak main-main.

Kampung Jawi menyabet juara 1 dalam ajang Trisakti Tourism Award pada 2021. Melalui pengelolaan sistematis lewat kelompok wisata, membuat perekonomian masyarakat sekitar terdongkrak.

Siswanto, penggagas Desa Wisata Kampung Jawi, mengatakan, perputaran uang di Kampung Jawi bisa tembus Rp 10 juta setiap hari. Apalagi usai Pemberlakuan Pembatasan Kegi- atan Masyarakat (PPKM) saat pandemi dihapuskan, Kampung Jawi dibanjin oleh pengunjung dari berbagai daerah.

Tak jarang wisatawan mancanegara juga mampir ke Kampung Jawi karena tertarik dengan konsep kuliner jadul yang dijajakan.

"Sistem kami adalah kelompok, jadi ada iuran wajib dari anggota setiap hasil penjualan sekitar 10 persen," tuturnya.

luran wajib tersebut digunakan kembali untuk pembangunan infrastruktur dan pengembangan Kampung Jawi.

"Kami juga mengembangkan wisata edukasi dan budaya. Selain kuliner, ada pula gamelan yang bisa dijadikan referensi untuk para pelajar," tambahnya.

Terpisah, Kunarani, penjual kuliner tempo dulu di Kampung Jawi berujar, adanya desa wisata sangat membantu meningkatkan pendapatan masyarakat. la yang sudah berdagang di Kampung Jawi selama lima tahun bisa mendapatkan omset Rp 1 juta setiap hari kala Kampung Jawi dipadati pengunjung.

"Kami sangat terbantu, awalnya saya dan ibu-ibu lainnya tak berdagang apapun. Bahkan ada yang bekerja serabutan. Namun setelah ada Kampung Jawi, Alhamdulillah hasil berda- gang bisa untuk mencukupi kebutuhan keluarga," imbuhnya.

Wing Wiyarso, Kepala Disbudpar Kota Semarang, menje- laskan, desa wisata menjadi bagian dari perkembangan dunia pariwisata di Kota Semarang

"Melalui langkah yang dilakukan oleh pegiat wisata serta desa wisata yang ada, membantu Kota Semarang menjadindows daerah dengan destinasi wisata populer," tuturnya (Budi atver Susanto)
 

 

Baca Juga :

LOKASI