Tegal mempunyai beragam kuliner khas lezat yang berbahan utama kupat. Ada tiga kuliner khas dari kupat, yaitu kupat glabed, kupat blengong, dan kupat bongkok. Khusus menu sarapan, kuliner kupat bongkok sangat mudah ditemui di Kota Tegal. Kuliner yang satu ini memiliki cita rasa yang cukup unik. Rasa utamanya adalah pedas.
Kupat bongkok merupakan salah satu kuliner yang menjadi ikon Tegal pada tahun 1970. Sampai saat ini makanan tradisional unik ini masih menjadi andalan masyarakat Tegal maupun masyarakat yang berkunjung ke Tegal.
Saat ini kupat bongkok lebih banyak ditemukan di Kota Tegal. Namun, adapula beberapa penjual di Kabupaten Tegal yang masih menjajakan kupat bongkok. Namun ada sensasi tersendiri dari kerupuk mie kuning yang disayur. Rasanya kenyal, pedas, dan manis.
Sama seperti kupat yang lainnya, kupat bongkok dibuat dari ketupat sebagai bahan utama dengan disiram kuah. Yang membedakan kupat bongkok dengan kupat lainnya adalah kuahya. Kuah yang digunakan pada makanan ini adalah kare tempe dan mie kenyol. Kuah kare dalam makanan ini cukup unik karena tempe yang digunakan adalah tempe semangit atau tempe yang sengaja dibusukkan.
Selain olahan tempe semangit, keunikan lain dari kupat bongkok adalah olahan mie kenyol atau kerupuk mie yang direbus hingga lembek dan dimasak dengan bumbu pedas. Kupat bongkok disajikan dengan taburan tauge yang telah dikukus dan remahan kerupuk mie.
Anda bisa menikmati kuliner tersebut di Warung Kupat Bongkok Ibu Karsimah di Jalan Serayu, Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal. Penjualan kupat bongkok, Karsimah (56) mengatakan, kuliner ini asalnya dari Desa Bongkok, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal.
Ia sendiri juga berasal dari Desa Bongkok.
Dalam satu porsi berisi lontong, taoge, sayur tempe, sayur mie kuning, mie kuning goreng, dan sambal.
"Awal-awalnya yang dagang pertama orang Bongkok. Saya juga asli dari Bongkok," kata Karsimah yang sudah berjualan 10 tahun sejak 2001.
Karsimah mengatakan, rasa dari kupat bongkok ini ada di bumbu dan sayur mie kuning. Hal itu yang menjadikan cita rasanya pedas manis.
Ia mengatakan, pada hari aktif ia menghabiskan 5 kilogram beras. Sementara untuk akhir pekan, ia menghabiskan 10 kilogram beras.
"Saya jualan sejak pukul 6.30 sampai 11.00 WIB. Untuk satu porsi harganya Rp 5.000," ungkapnya.
Baca Juga :