KUE PUTU, SEJARAH DAN CARA MEMBUATNYA

Kue Putu
Kue Putu / Jessica Bakery


Semarang - Kue Putu merupakan salah satu makanan tradisional Indonesia yang keberadaannya sudah cukup lekat di telinga masyarakat. Para pedagang yang menjual kue putu biasanya menggunakan sepeda dengan kotak kayu berisi bahan-bahan kue putu dan juga suara ciri khasnya yang berasal dari uap untuk memasaknya.

Biasanya penjual kue putu juga berjualan di malam hari. Jika pedagang lain menjual makanannya dengan berteriak dan menyebutkan nama dagangannya, penjual kue putu berbeda. Tidak perlu berteriak, suara uap berdesisnya sudah bisa didengar dari kejauhan.

Sehingga untuk orang-orang yang ingin membeli kue putu tidak perlu khawatir akan terlewat, karena dari jauh suaranya pun terdengar. Selain itu, pedagang kue putu juga biasanya menaruh lilin kecil diatas kotak kayu yang dibawanya sebagai penerangan.

Seiring perkembangan zaman, keberadaan kue putu perlahan mulai langka, di pasar tradisional pun sudah jarang sekali yang menjual kue putu. Pada dasarnya, kue putu merupakan jenis kue yang berwarna hijau dengan tekstur padat namun juga lembut dan berhamburan ketika dimakan.

Yang paling enak adalah di bagian tengahnya yang terdapat lelehan gula merah, ketika dimakan, gula merah yang masih hangat tersebut terasa manis ketika menyentuh lidah. Selain itu, kue putu juga disajikan lengkap dengan parutan kelapa putih. Biasanya, para pedagang kue putu menjual kue tradisional ini bersamaan dengan kue klepon.

Sejarah Kue Putu

Kue putu sudah ada sejak 1.200 tahun lalu saat Dinasti Ming. Sebelum dikenal dengan nama kue putu, kue tradisional ini disebut dengan nama XianRoe Xiao Long, yang berarti adalah kue yang terbuat dari tepung beras berisi kacang hijau yang lembut kemudian dimasak di dalam cetakan bambu.

Hingga kemudian namanya mulai berubah menjadi kue putu. Banyak orang percaya bahwa dahulu penulisan kue putu adalah puthu, mengutip dari naskah sastra lama, Serat Centhuni di tahun 1814 pada masa kerajaan Mataram. Melansir dari naskah di atas, disebutkan bahwa dulu ada seorang Ki Bayi Panurta yang meminta para santrinya untuk menyiapkan makanan pagi dan meminta untuk ditambahkan makanan pendamping berupa serabi dan puthu.

Dahulu, puthu disajikan di pagi hari. Namun seiring perkembangan zaman menggunakan kacang hijau kemudian diganti dengan gula jawa. Kue putu juga banyak dipercaya berasal dari daerah Jawa Timur. Di kota-kota besar seperti Jakarta, kue tradisional ini banyak dijumpai.

Kemungkinan, keberadaan kue putu di luar Jawa Timur adalah karena adanya perpindahan orang Jawa Timur yang merantau ke kota-kota besar dan kemudian mulai menjadikan kue putu sebagai salah satu jenis mata pencahariannya.

Hal Menarik Dari Kue Putu

Ternyata, kue putu merupakan singkatan dari Pencari Uang Tenaga Uap, yang kemudian inisial masing-masing huruf dijadikan satu dan membentuk kata PUTU. Hal ini tentunya merujuk dari pembuatan kue putu sendiri.

Cara Membuat Kue Putu

Bahan :

200 gr tepung beras ( dikukus 15 menit )

110 ml air ( banyaknya air tergantung dari kelembaban tepung, bisa ditambah / dikurangi )

6 lembar daun pandan

3/4 sdt garam

pasta pandan secukupnya

150 gr gula merah disisir halus untuk isian

daun pisang secukupnya

150 gr kelapa parut

Cara Membuat Kue Putu :

1. Potong-potong daun pandan kemudian masukkan ke dalam blender lalu tambahkan air dan haluskan. Setelah itu saring agar ampas daun pandan tidak ikut serta ( usahakan air jus pandan ini sebanyak 110 ml ).

2. Setelah itu tambahkan sedikit pasta pandan agar lebih wangi dan berwarna hijau kemudian aduk lalu sisihkan.

3. Selanjutnya siapkan kukusan, kemudian masukkan tepung beras ke dalam kukusan, masak selama kurang lebih 15 menit kemudian aduk-aduk dan diamkan hingga dingin.

4. Selanjutnya siapkan wadah, tambahkan tepung beras yang telah dikukus, tambahkan garam, jus pandan kemudian aduk. Aduk dengan menggunakan tangan hingga menggerindil dan agak lembab.

5. Setelah itu adonan tepung disaring agar lebih halus dan menjadi butiran seperti pasir.

6. Untuk mengganti bambu, anda bisa menggunakan daun pisang sebagi wadah kukusnya. Caranya potong daun pisang dengan lebar 6 cm dan panjangnya disesuaikan dengan keinginan anda. Bentuk menjadi silinder kemudian diseteples. Lakukan hingga semuanya selesai.

7. Kemudian isi gulungan daun pisang yang telah anda bentuk dengan tepung yang telah dikukus, jangan sampai penuh tapi hingga setengah saja. Baru ditambahkan parutan gula merah dan ditutup kembali menggunakan tepung beras hingga penuh, Jangan khawatir, tepung beras yang telah dikukus teksturnya lebih padat dari tepung yang belum dikukus.

8. Setelah selesai, masukkan wadah ke dalam kukusan yang sudah panas, kemudian masak selama kurang lebih 15 menit dengan api sedang. 

9. Buka daun pisang kemudian sajikan kue putu dengan menggunakn parutan kelapa. Kue putu siap disajikan.

Baca Juga :

LOKASI

-