MELIHAT KOLEKSI WAYANG DI MUSEUM WAYANG SENDANG MAS BANYUMAS

Museum Wayang Sendang Mas Banyumas
Museum Wayang Sendang Mas Banyumas / aroengbinang.com


Wayang adalah seni pertunjukkan tradisional asli Indonesia yang berasal dan berkembang pesat di pulau Jawa dan Bali. Istilah “wayang” berasal dari kata “ma Hyang”, yang artinya menuju spiritualitas Sang Kuasar, seperti yang tertulis dalam laman Sistem Informasi Pangauban. Ada juga yang mengartikan kata "Wayang" sebagai teknik pertunjukan yang mengandalkan bayangan (bayang/wayang) di layar.

Museum Wayang Sendang Mas Banyumas memiliki luas bangunan 250 m2 yang berdiri di atas tanah seluas 2000 m2. Gedung museum wayang sebelumnya merupakan paseban atau balaian bagi tamu bupati. Museum ini mulai dibangun semenjak tahun 1982, sampai saat ini bangunan museum masih terus dikembangkan. Nama Sendang Mas merupakan bentuk singkat dari "Seni Pedalangan Banyumas". Penegasan tersebut menegaskan betapa berbedanya Wayang Gagrag Banyumasan dengan jenis wayang lainnya.

Pada dinding depan bangunan menempel tengara Museum Wayang Sendang Mas Banyumas, dengan sosok Bawor di sebelah kiri dan gunungan di sebelah kanan. Bawor adalah tokoh penting bagi masyarakat Banyumas, yang dipercaya merepresentasikan karakter umumnya orang-orang daerah Banyumas yang ceplas-ceplos, spontan, terbuka, jujur, sportif dan bertanggung jawab.

Koleksi museum tidak hanya berupa jenis wayang yang merefleksikan lintasan sejarah, melainkan juga sejumlah alat bantu pertunjukkan wayang seperti blencong sebagai alat tata cahaya, gamelan sebagai alat musik wayang baku, calung sebagai alat musik gagrag Banyumasan hingga pakeliran atau layar.  

Sejumlah koleksi Museum Wayang Sendang Mas Banyumas antara lain :
Wayang

- Wayang Gagrag Banyumasan tempu dahulu dan sekarang
- Gagrag Yogyakarta
- Wrayang Krucil
- Wayang Prajuritan
- Wayang Kidang Kencana
- Wayang Golek Purwa
- Wayang Golek Menak
- Wayang Suluh
- Wayang Beber
- Wayang Kulit Purwa
- Wayang Suluh
- Wayang Golek Purwo
- Wayang Golek Menak
- Wayang Krucil
- Wayang Beber
- Wayang Suket

museum wayang banyumas

Alat tradisional
- Blencong yang digunakan sebagai tata cahaya
- Gamelan
- Calung

Koleksi lain
- Kaligrafi huruf Jawa
- Tosan Aji
- Buku perpustakaan
- Arkeologi yang memamerkan sejumlah peninggalan peralatan dari bahan baku batu dan kayu. 

Museum ini juga menyimpan sejumlah lukisan bangunan lama, seperti Pendopo Si Panji yang diambil dari dokumen Pangeran Banyumas berangka tahun 1925, lalu Alun-alun dan Pendopo Si Panji ketika dipindahkan ke Purwokerto pada tahun 1937, dan Gedung Karesidenan Banyumas yang dibangun pada 1843 (menurut Babad Banyumas yang ditulis pada 25 OKtober 1898 oleh RA Wiriatmadja).

museum wayang banyumasmuseum wayang banyumas

Ada juga lukisan Gedung Perpoestakaan Rakyat Banyumas yang dibut tahun 1925,  kemudian Gedung Kantor Pos Banyumas berangka tahun 1925, Gedung Penjara Belanda yang berada di sebelah Timur Alun-Alun Banyumas, dan lukisan Sekolah jaman Belanda yang sekarang menjadi gedung SMK Negeri 3 Banyumas. 

museum wayang banyumas

Yang juga menarik dan khas adalah koleksi Wayang Suket yang dibuat dari rumput kasuran, sejenis ilalang yang dipetik pada bulan Sura di Kecamatan Rembang, Purbalingga. Tokohnya diambil dari kisah Ramayana dan Mahabharata. Meski sudah ada sejak abad XV, namun wayang ini terkenal kembali setelah dipopulerkan oleh mendiang Ki Slamet Gundono. Koleksi lainnya berupa Wayang gagrag Banyumas Kuno yang memperlihatkan adegan Durna dihadap oleh Bima, Setyaki, dan Petruk. 

museum wayang banyumas

Koleksi Museum Wayang Sendang Mas Banyumas lainnya adalah gunungan indah dengan aksara Jawa, diapit Petruk, Gareng, Kyai Semar, dan Bawor. Ada perbedaan antara Bawor dan Bagong. Bagong adalah anak terakhir Semar, sedangkan Bawor adalah anak tertua Semar yang tercipta dari bayangannya, sehingga mirip secara fisik. Perutnya gendut, hidung pesek, dan bokong besar. Peralatan tatah untuk membuat wayang kulit bisa pula ditemukan di Museum Wayang Sendang Mas Banyumas. Di sebelahnya ada Wayang Potehi yang biasa ditampilkan dengan membawakan kisah Sam Pek Eng Tay, Si Jin Kui, dan Sun Go Kong, diiringi alat musik gubar-gubar, biola, dan tiktok. Panggungnya rumah kecil bertirai buka tutup. Wayang ini pernah saya lihat di Kelenteng Hong Tiek Hian.

Jam Operasional dan HTM
Senin - Kamis 07.15 – 14.15, 
Jum’at 07.15 – 11.15, 
Sabtu 07.15 – 12.45. 
Harga tiket masuk : Rp. 1.000

Lokasi
Museum ini terletak di komplek pusat pemerintahan Banyumas tempo dulu yang berlokasi di Kecamatan Banyumas yang berjarak 15 km arah timur dari kota Purwokerto tepatnya di Jalan Gatot Subroto No.1, Banyumas.

Baca Juga :

LOKASI