Kampung Batik Laweyan merupakan sebuah kawasan bersejarah di Kota Solo, Jawa Tengah. Menyimpan segudang kisah menarik. Bukan hanya sekedar kampung batik, Laweyan adalah saksi bisu perjalanan sejarah dan perkembangan peradaban di tanah Jawa.
Dikutip dari laman Kampoengbatiklaweyan.org,industri batik tulis warna alami di Laweyan mulai berkembang pada abad 14 M semasa pemerintah keraton Pajang. Kemudian ketika teknik batik cap ditemukan pada tahun 1900an. Artefak kejayaan industri batik ditemukan disini yang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan, akademis maupun media domestik dan internasional yang berkunjung ke Kampoeng Batik Laweyan.
Menurut RT. Mlayadipuro Pasar Laweyan dulunya merupakan pasar lawe (bahan baku tenun) yang sangat ramai. Bahan baku kapas yang pada saat itu banyak dihasilkan desa Pedan, Juwiringin, dan Gawok yang masih termasuk daerah Kerajaan Pajang.
Laweyan identik dengan keberadaan bangunan Cagar Budaya dari masa Keraton Pajang (abad 14 M) sampai masa kejayaan industri batik sekitar tahun 1900 - 1960an. Masa kejayaan Laweyan sangat erat dengan legenda Mbok Mase dan Mas Nganten, sebutan bagi juragan batik yang sangat disegani berkat prestasinya dalam perdagangan batik. Rumah-rumah mereka bak istana di masa lampau yang sekarang sebagian dari rumah itu beralih fungsi sebagai showroom batik untuk menyambut para wisatawan.
Di Kampung Batik Laweyan juga menyediakan pembelajaran dalam pembuatan batik yang bisa dicoba oleh wisatawan, akademis, siswa sekolah, atau komunitas yang berminat mempelajarinya.
Laweyan diresmikan sebagai kampung batik oleh pemerintah Kota Solo pada 25 September 2025. Peresmian ini membuat para pengusaha batik yang telah lama vakum kembali berproduksi.
Kampung Batik Laweyan berlokasi di Jl. Dr Rajiman No.521, Laweyan, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta. .
Baca Juga :