Bangsa Indonesia telah dikenal dengan sebutan negara maritim, hal tersebut jelas sudah tergambarkan melalui kejayaan Sriwijaya. Mengingat Indonesia yang merupakan negara kepulauan tidak mengherankan banyak warisan peninggalan di era maritim tersebut. Salah satunya ialah dengan adanya penemuan perahu kuno Punjulharjo yang ditemukan di Rembang.
Kota Rembang sendiri yang merupakan wilayah pesisir, maka transportasi kapal ini cukup penting guna bermobilitas kala itu. Tidak hanya demikian, keberadaan Rembang sebagai kota pesisir juga telah menjadikannya tempat persingahan pedagang asing. Oleh karenanya, berbagai budaya lebih mudah masuk dan terserap dengan cepat. Perahu kuno Punjulharjo ini seakan mengingatkan kita mengenai bagamiana kejayaan masa lalu di kepulauan Nusantara yang telah melakukan aktivitas perdagangan secara interasional.
Didukung wilayah kepulauan Nusantara yang cukup strategis, yakni diapit oleh dua samudera telah membawa keuntungan tersendiri. Para penjelajah samudera turut serta menyambangi Nusantara dan mengadakan perdagangan dengan penduduk sekitar pada masa tersebut. Perahu kuno Punjulharjo diperkirakan telah ada sejak abad ke-7. Hal tersebut diperkuat dengan diadakannya penelitian lanjutan dengan cara melihat hasil dari radiokarbon yang diambil dari tali kapal.
Pada masa tersebut juga menunjukkan semasa dengan Kerajaan Sriwijaya di Sumatera dan Mataram Kuno di Jawa. Tidak mengherankan bahwasanya Sriwijaya mampu menorehkan kejayaannya melalui jalur maritim. Dimana Sriwijaya tidak hanya sekedar berperan aktif dalam dunia perdagangan internasional melainkan, Sriwijaya juga telah melakukan system cukai atau menarik tarif pajak bagi pelayar asing yang singgah di pelabuhannya. Hal inilah yang mampu menguatkan posisi Sriwijaya sebagai Kerajaan maritim.
Perahu itu berada di ruang semacam aula dikelilingi pagar besi. Panjangnya sekitar 15 meter. Di sela-sela pagar besi itu, sudah dipasang keterangan-keterangan awal mula ditemukannya situs ini. Dari keterangan tersebut ditulis, cerita penemuan berangkat sekitar 2008 silam. Penduduk desa Punjulharjo tanpa sengaja menemukan perahu pada kedalaman dua meter, saat hendak menggali tanah untuk membuat tambak. Lokasinya sekitar 500 meter dari pantai.
Pada keterangan tadi ditulis, di daerah-daerah kepulauan wilayah Asia Tenggara, pada masa lalu memang telah berkembang tradisi pembuatan perahu dengan teknologi yang khas, yakni menggunakan ikatan tali ijuk dan pasak kayu untuk membentuk perahu atau lebih dikenal sebagai teknik papan ikat atau kupingan pengikat (Sew plank and lushed plug technique).
Lokasi itu pun dilakukan konservasi berkelanjutan secara bertahap mulai tahun 2011 sampai 2018. Kondisi kayu perahu kuno saat itu dinilai sudah sangat lama terendam dalam lahan basah, sehingga mengakibatkan dinding sel kayu rusak dan berisi air. Apabila dikeringkan secara biasa akan dapat menyebabkan material menyusut dan pecah secara ekstrim. Karena itulah diperlukan suatu tindakan konservasi yang tepat.
Pada 2011 dilakukan perendaman dengan larutan plyethlene glycol (PEG). Yakni bahan penguat yang akan menggantikan air yang terdapat dalam sel-sel kayu. Sehingga, setelah proses pengeringan kayu tidak mengkerut dan lebih kuat. Hal ini dilakukan secara bertahap sampai kondisinya dianggap sudah kuat.
Pada 2012 tahap pra konservasi mulai dipersiapkan. Proses konservasi sendiri dilakukan dengan membuat tanggul penahan air pasang dan tanggul pengaman untuk mencegah erosi sekeliling perahu.
Hingga pada tahun 2017, perendaman menggunakan larutan PEG 4000 dengan konsentrasi 35 persen sudah mencapai 70 persen. Disertai pemanasan pada suhu 60 derajat celcius dilakukan untuk memperkuat struktur kayu perahu.
Di tahun 2018 sudah masuk tahap akhir proses konservasi. Perahu kuno dibersihkan dari sisa-sisa bahan konservasi yang digunakan dan membongkar mangkuk treatment. Setahun berikutnya, dimulailah pengembangan situs perahu kuno punjulharjo pasca konservasi perahu.
Anda tertarik untuk mengunjungi situs cagar budaya ini? Lokasinyan sangat mudah dijangkau, sekitar 7 km arah timur alun-alun Rembang sebelah utara jalur pantura. Tepatnya, hanya 500 meter dari pantai Punjulharjo.
Baca Juga :