Warung Mie Kopyok Pak Dhuwur / google
Mi Kopyok, sajian kuliner khas Semarang, kini semakin dikenal sebagai salah satu pilihan utama bagi wisatawan yang berkunjung ke kota ini. Di antara berbagai tempat yang menyajikan Mie Kopyok, Mie Kopyok Pak Dhuwur menjadi destinasi legendaris yang selalu ramai pengunjung.
Sejarah Mie Kopyok Pak Dhuwur
Mie Kopyok Pak Dhuwur telah eksis sejak tahun 1970-an. Awalnya, Pak Dhuwur, pemilik warung, mendorong gerobak keliling dari kampung ke kampung untuk menjajakan mie kopyok kepada pelanggannya. Kini, dengan warung tetap yang berlokasi di Jalan Tanjung No. 18 A, Pandansari, Semarang Tengah, Mie Kopyok Pak Dhuwur telah menjadi salah satu tempat makan yang ikonik di Semarang.
Apa Itu Mie Kopyok?
Nama “Mie Kopyok” berasal dari istilah dalam Bahasa Jawa, di mana “kopyok” berarti mengaduk. Mie ini disajikan dengan cara diaduk bersama potongan lontong, tauge, dan irisan tahu, lalu ditambahkan bumbu air bawang putih. Sepiring mie kopyok akan semakin nikmat dengan taburan irisan seledri dan bawang merah goreng, serta pelengkap kerupuk beras yang dikenal sebagai karak atau gendar, yang disajikan dengan cara diremas dan ditaburkan di atasnya.
Cabang Mie Kopyok Pak Dhuwur
Mie Kopyok Pak Dhuwur tidak hanya memiliki satu cabang. Mereka juga membuka cabang lainnya di Jalan Kyai Saleh, Banyumanik, dan dekat Stadion Diponegoro, menjadikan akses untuk menikmati mie kopyok semakin mudah bagi pengunjung.
Jam Operasional
Jam operasional seluruh cabang Mie Kopyok Pak Dhuwur adalah dari pukul 08.00 hingga 16.00 WIB, setiap hari Senin hingga Minggu. Dengan harga yang terjangkau, tempat ini cocok bagi kamu yang ingin mencoba mie kopyok tanpa takut menguras kantong. Hal ini karena seporsi mie kopyok dibanderol seharga Rp 15.000, sementara harga minuman mulai dari Rp 1.000 hingga Rp 3.000.
Bagi siapa saja yang berkunjung ke Semarang, mencicipi Mie Kopyok Pak Dhuwur adalah sebuah pengalaman kuliner yang tak boleh dilewatkan.
Baca Juga :
