MISTERI DIBALIK INDAHNYA EMBUNG PENGANTIN SUKOHARJO

Embung Pengantin
Embung Pengantin / IG @embung_pengantin


Embung atau cekungan penampung (retention basin) adalah cekungan yang digunakan untuk mengatur dan menampung suplai aliran air hujan serta untuk meningkatkan kualitas air di badan air yang terkait (sungai, danau). Embung digunakan untuk menjaga kualitas air tanah, mencegah banjir, estetika, hingga pengairan. Embung menampung air hujan di musim hujan dan lalu digunakan petani untuk mengairi lahan di musim kemarau.

Salah satu embung di Sukoharjo yang menjadi hidden gem baru adalah Embung Pengantin yang ada di kawasan Sukoharjo, Jawa Tengah. Embung ini sempat viral di pertengahn tahun 2020 karena sudah berubah menjadi tempat yang indah dan Instagramable. Embung yang terletak di Wirun, Mojolaban, Sukoharjo, Jawa Tengah ini semakin cantik dengan ditambahnya tanaman hias warna - warni di sekeliling embung.

Misteri Ular Berkepala Manusia

Cerita Ular Kepala Manusia di Embung Pengantin, Pemancing Sering Dihantui :  Okezone Lifestyle
Di balik kecantikannya, Embung Pengantin memiliki kisah misteri yang mulai muncul pada 1982. Hal ini dimulai ketika sepasang pengantin baru meninggal tenggelam di embung ini.

Menurut @misterisolo, hingga kini roh sepasang pengantin itu kerap bergentayangan di Embung Pengantin Sukoharjo.

Selain roh sepasang pengantin, ada pula sosok genderuwo, kuntilanak hingga ular berkepala manusia yang bergentayangan di Embung Pengantin. Namun demikian, sosok ular berkepala manusia inilah yang konon katanya kerap menampakkan diri di hadapan pemancing.

Tak hanya ular, ada pula sosok yang menyerupai monyet yang kerap menampakkan diri dengan menari-nari di atas air. "Konon, sosok ini akan hilang jika kita melempar batu besar ke dalam embung," imbuhnya.

Meskipun begitu, dengan dirombaknya Embung Pengantin di Sukoharjo ini membuat kesan angker di lokasi ini seakan-akan memudar. Seperti halnya diungkap @misterisolo.

Asal Mula Embung Pengantin
Berdasarkan sejarahnya yang diungkap oleh pengelola akun Instagram @misterisolo, Embung Wirun Sukoharjo ini awalnya hanya tanah lapang yang digunakan sebagai saluran irigasi DAM dan tanggul.

Akan tetapi, karena bertambahnya tahun, lapangan ini lama-kelamaan berlubang besar dan saat musim hujan menjadi embung seperti dan dipenuhi dengan enceng gondok dan sampah.

Sampai kemudian pada 2019 atas inisiatif dari warga desa, embung yang kumuh dan kotor diubah menjadi tempat wisata yang instagenic.

Menariknya, pembangunan dilakukan secara swadaya oleh penduduk desa.

Harga Tiket dan Wahana  di Embung Pengantin


Untuk bisa masuk ke Embung Pengantin, pengunjung cukup membayar Rp 3 ribu/orang. Tiket berlaku untuk anak di atas 5 tahun dan orang dewasa di bawah 80 tahun. Sedangkan  anak-anak di bawah 5 tahun dan orang dewasa di atas 80 tahun gratis tiket masuk.

Harga Tiket Masuk Embung Pengantin Sukoharjo 2021, Kawasan Kumuh yang  Diubah Jadi Wisata Instagenic

Ada beragam wahana menarik yang ada di Embung Pengantin yang sebagaian besar diberuntukan untuk anak-anak, seperti :

- Kolam renang: Rp 5 ribu
- Sewa ban renang Rp 5 ribu
- Kolam bola Rp 5 ribu
- Trompolin Rp 5 ribu
- Kereta mini Rp 5 ribu
- Kapal bebek Rp 10 ribu/10 menit
- Kapal biasa Rp 10 ribu/2 kali putaran
- Kuliner Rp 3 ribu-Rp 10 ribu

Ada spot foto yang paling disari mulai dari taman bunga, lambang sayap, lambang cinta, tulisan Embung Pengantin yang dibuat berwarna-warna dan jembatan yang ada di atas embung.

Jam Buka dan Alamat Embung Pengantin 
Embung Pengantin buka mulai 07.00-18.00 WIB. Lokasinya berada di  Desa Wirun, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.

Lokasinya sekira 6,3 km dari pusat Kota Solo atau sekira 16 menit perjalanan menggunakan kendaraan pribadi.

Baru - baru saja Jumat (5/11/2021) Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo menyebar  50.000 benih ikan di Embung Pengantin Desa Wirun, Kecamatan Mojolaban. Bupati Sukoharjo, Etik Suryani hadir dan menebar ikan di sana. Benih ikan yang ditebar terdiri dari ikan nila dan ikan gurame.

"Penebaran ikan di Sukoharjo rutin dilaksanakan dengan anggaran dari APBD. Tujuannya untuk melestarikan dan menyediakan ikan sebagai konsumsi masyarakat sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar," ujar Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo, Bagas Windaryatno.

Dalam kesempatan yang sama juga diserahkan bantuan hibah sarana dan prasaran perikanan untuk delapan kelompok di lima kecamatan. Masing-masing Kecamatan Sukoharjo, Gatak, Tawangsari, Bendosari, dan Kecamatan Nguter. Untuk nilai bantuan sendiri bervariasi dimana sebagian besar Rp54,3 juta.

Bantuan tersebut antara lain diberikan untuk Kelompok mina Mekar Jaya Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sukoharjo Rp54,3 juta, Kelompok Budidaya Jambal Desa Kedungjambal, Tawangsari Rp54,3 juta, Kelompok Ulam Barokah Desa Gupit Kecamatan Nguter sebesar Rp54,3 juta, dan lainnya.


 

Baca Juga :

LOKASI