MUSEUM KERETA API AMBARAWA AKHIRNYA DIBUKA KEMBALI NAMUN DENGAN PROKES YANG KETAT

Museum Kereta Api Ambarawa
Museum Kereta Api Ambarawa / kai.id


Semenjak diberlakukannya PPKM Darurat hingga Level I-IV Jawa - Bali yang dimulai 3 Juli 2021, banyak tempat - tempat wisata di Idonesia khususnya Jawa - Bali terpaksa harus menutup operasionalnya guna membantu pemerintah untuk menekan penyebaran virus Corona .

Namun pada tanggal 27 Agustus 2021, Museum Kereta Api Ambawarawa yang merupakan salah satu tempat wisata yang ada di Jawa Tengah telah dibuka kembali untuk umum dengan tetap dengan protokol kesehatan yang ketat sesuai dengan ketetapan Bupati Kabupaten Semarang selaku Ketua Satgas COVID-19 Kabupaten Semarang Nomor 24 Tahun 2021 Tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 3 (tiga) Dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Dan Pengendalian Corona Virus Disease (Covid-19) di Kabupaten Semarang,.

“Terhitung mulai hari Jumat 27 Agustus 2021 Museum Kereta Api Ambarawa dibuka kembali dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Selain itu, ada juga pembatasan pembatasannya,” kata Humas PT Kereta Api Wisata Indonesia, M Ilud Siregar, di Kabupaten Semarang, Minggu (29/8/2021).

Adapun peraturan yang harus ditaati oleh para pengunjung :
• Pengunjung yang boleh masuk hanya yang berusia antara 12-70 tahun dan sudah di vaksin, 
• Jam operasional dimulai pukul 08.00 Wib sampai dengan pukul 16.00 wib, 
• Jumlah pengunjung maksimal 25% dari kapasitas normal 
• Wajib mengenakan masker dan mencuci tangan.

Untuk memberikan rasa nyaman, Humas PT KA Pariwisata M. Ilud Siregar mengatakan pihaknya telah memastikan seluruh karyawan yang bekerja di Museum KA Ambarawa beserta para mitra yang terlibat telah mendapatkan vaksinasi. Selain itu, pihaknya juga telah menyiapkan tenaga tambahan di gerbang pintu masuk untuk mengecek sertifikasi vaksin pada para calon pengunjung sehingga meminimalisir terjadinya antrean.

Sejarah Museum Kereta Api Ambarawa 

Museum Kereta Api Indonesia (Indonesian Railway Museum) awalnya adalah sebuah stasiun yang bernama Stasiun Willem I. Stasiun ini dibangun oleh Nedherlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) yang diresmikan pada tanggal 21 Mei 1873 bersamaan pembukaan lintas  Kedungjati-Ambarawa. Tahun 1907.

Ambarawa dapat dikata kota militer, keberadaan kota ini menyokong kota garnizum Magelang guna mengontrol daerah pedalaman. Pada tahun 1835 dibangun sebuah komplek benteng besar yang berhasil dirampungkan tahun 1848. Benteng terbesar di Jawa tersebut diberi nama Willem I mengingat pembangunan banteng dilaksanakan pada masa pemerintahan Raja Willem I. Pada tahun 1873 dibangun jaringan kereta api di Ambarawa oleh perusahaan kereta api swasta Nedherlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM). Pembangunan tersebut merupakan syarat yang harus dipenuhi NISM guna mendapatkan ijin konsensi pembangunan jalur kereta api pertama Semarang-Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta). NISM diwajibkan membangun jalur kereta api cabang lintas Kedungjati-Ambrawa sepanjang 37 km guna keperluan militer.

Sebagai tempat pemberhentian akhir dibangun Stasiun Willem I (Stasiun Ambarawa). Kuat dugaan, penamaan Willem I mengacu kepada Benteng Willem I yang berada tidak jauh dari stasiun. Pada 1 Februari 1905 dilanjutkan pembangunan jalur kereta api ke Secang-Magelang yang terdapat jalur kereta khusus, rel bergerigi. Dua tahun berselang, bangunan Stasiun Ambarawa direnovasi dengan mengganti material yang semula berupa kayu dan bambu menjadi batu bata.

Pada awal pengoperasiannya, Stasiun Willem I digunakan sebagai sarana pengangkutan komoditas ekspor dan transportasi  militer di sekitar Jawa Tengah. Setelah di non aktifkan tahun 1976, Stasiun Ambarawa dicanangkan sebagai Museum Kereta Api oleh Gubernur Jawa Tengah pada saat itu, Supardjo Rustam. Rencana ini bertujuan menyelamatkan tinggalan lokomotif uap serta sebagai salah satu daya tarik wisata di Jawa Tengah. Stasiun Ambarawa dipilih karena Ambarawa memiliki latar belakang historis yang kuat dalam perjuangan kemerdekaan yakni Pertempuran Ambarawa, selain itu Stasiun Ambarawa pada saat itu masih menyimpan teknologi kuno yang masih bisa dioperasikan

Kini, Museum Ambarawa atau Indonesian Railway Museum (IRM) menampilkan koleksi perekeretaapian dari masa Hindia Belanda hingga pra kemerdekaan RI yang meliputi sarana, prasarana dan perlengkapan administrasi. Beberapa koleksi sarana perkeretaapian heritage seperti 26 Lokomotif Uap, 4 Lokomotif Diesel, 5 Kereta dan 6 Gerbong dari berbagai daerah.

Museum Kereta Api Ambarawa berada di Desa Panjang, Ambarawa, Semarang. Museum yang terletak pada ketinggian +474,40 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi IV Semarang dan dikelola oleh Unit Pusat Pelestarian dan Desain Arsitektur PT Kereta Api Indonesia bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Stasiun yang dialihfungsikan ini sebagai wujud nyata untuk mempertahankan nilai-nilai sejarah perjuangan Indonesia dan juga sekaligus mempertahankan benda dan bangunan klasik yang usianya mencapai ratusan tahun.

Selain jadi tempat wisata, museum Ambarawa ini juga dapat disewa untuk kegiatan pameran, pemotretan, ruang pertemuan, pesta pernikahan, shooting, bazar, festival, workshop dan pentas seni. 


 

Baca Juga :

LOKASI