Di balik sejarah panjangnya, Demak menyimpan warisan kuliner yang unik dan menggugah selera, yakni nasi ndoreng. Hidangan sederhana ini telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Demak dan terus bertahan hingga kini.
Nasi ndoreng, atau yang juga dikenal sebagai sego ndoreng, sekilas mirip dengan pecel. Akan tetapi, cara memasak dan penyajiannya memiliki perbedaan yang membuatnya begitu khas.
Nasi yang digunakan adalah nasi putih biasa, lalu disajikan dengan berbagai macam sayuran rebus seperti kembang turi, jantung pisang, daun singkong muda, dan petai cina. Semua sayuran ini kemudian disiram dengan bumbu kacang yang kaya rasa.
Nasi ndoreng bukan hanya sekadar makanan pengisi perut, melainkan juga cerminan dari kehidupan masyarakat Demak. Hidangan ini seringkali disajikan pada acara-acara penting, seperti selamatan atau saat berkumpul bersama keluarga. Nasi ndoreng juga menjadi pilihan menu favorit bagi masyarakat Demak untuk sarapan atau makan siang.
Ada filosofi menarik di balik nasi ndoreng. Perpaduan berbagai macam sayuran yang memiliki tekstur dan rasa berbeda melambangkan keberagaman masyarakat Demak. Sementara itu, bumbu kacang yang menyatukan semua bahan menjadi satu kesatuan utuh melambangkan persatuan dan kesatuan.
Nasi ndoreng telah berhasil membuktikan bahwa kekayaan kuliner Indonesia sangatlah beragam. Hidangan sederhana ini tidak hanya mampu memanjakan lidah, tetapi juga menjadi simbol kearifan lokal dan kebanggaan masyarakat Demak.
Baca Juga :
