NGETEH KIAN WASGITEL DENGAN TRADISI MOCI KHAS SLAWI

Tradisi moci
Tradisi moci / https://tegaldaily.com/2019/12/moci-tradisi-ngeteh-ala-masyarakat-tegal/


 

Teh merupakan salah satu minuman favorit untuk masyarakat masyarakat dengan rasa yang autentik serta cocok sebagai pendamping segala jenis makanan, teh di indonesia seakan telah menjadi saksi bagaimana pola masyarakat menikmati makanan mereka dan setia dengan rasa yang konsisten nikmat di tengah berbagai macam rasa menu yang di nikmati nya, jika menilik sejarahnya berawal dari masuknya tanaman teh (Camellia Sinensis) yang berupa biji dari Jepang ke Indonesia pada tahun 1684. Teh dibawa ke Jakarta (Batavia) oleh Andreas Cleyer, seorang dokter, pengajar, ahli botani serta saudagar di VOC yang berkebangsaan Jerman.Kala itu teh hanya sebagai tanaman hias, belum diperdagangkan. Pendeta F. Valentijn pada 1694 melaporkan melihat perdu teh muda dari China yang tumbuh di Taman Istana Gubernur Jendral Champhuys di Jakarta.

Teh baru mendapat perhatian pemerintah kolonial pada tahun 1728 dengan mendatangkan biji teh dari China dalam jumlah banyak seperti halnya budaya ngeteh dengan poci yang dikenalkan oleh bangsa cina yang akhirnya di serap budayanya oleh indonesia dan menjadi budaya yang kental khususnya di daerah kecamatan slawi kabupaten tegal 

 

moci secara jelasnya adalah budaya meminum teh namun dengan penyajian menggunakan poci yang terbuat dari tanah liat dengan rasa manis yang berasal dari biang gula batu yang di campurkan untuk menambah nikamatnya meminum teh atau lebih akrab disebut dengan wasgitel yang berasal dari wangi,panas,legi dan kentel yang secara tidak langsung menjadi standar rasa yang terbaik dari menikmati teh dari poci ini, nah jika kalian berkunjung ke kecamatan slawi, tak ada salahnya untuk menikmati moci yang cocok dinikmati di sore hari dengan camilan dan berbincang hangat dengan orang terdekat 


 

Baca Juga :

LOKASI