Banyumas Raya, yang mencakup Purwokerto, Purbalingga, Cilacap, dan Banjarnegara, menyimpan kekayaan kuliner tradisional yang penuh cerita sejarah dan cita rasa unik. Salah satunya adalah Nopia, kue khas berbentuk telur yang tak hanya menggugah selera, tetapi juga menawarkan pengalaman budaya yang mendalam.
Nopia / Jeng Inten
Sejarah dan Filosofi Nopia
Berawal dari pengaruh budaya Tionghoa pada tahun 1880, Nopia pertama kali diperkenalkan di Banyumas sebagai camilan yang dapat dinikmati semua lapisan masyarakat. Awalnya, Nopia diisi dengan bawang merah goreng (brambang), tetapi kini variasi rasanya berkembang pesat, mulai dari cokelat, durian, hingga rasa tradisional gula merah. Keunikan ini menjadikan Nopia simbol akulturasi budaya Jawa dan Tionghoa yang harmonis.
Proses Pembuatan yang Autentik
Hal menarik dari Nopia adalah cara pembuatannya yang masih mempertahankan metode tradisional. Adonan tepung terigu diisi gula merah dan dipanggang di dalam tungku tanah liat berbentuk gentong. Proses ini memanfaatkan panas dari kayu bakar pelepah kelapa, menghasilkan kulit Nopia yang keras tetapi renyah.
Proses pemanggangan Nopia hanya memakan waktu sekitar 15 menit, tetapi perhatian pada suhu dan teknik sangat penting agar hasilnya sempurna. Ingin mencoba membuatnya sendiri? Di Kampung Nopia Mino, Desa Pakunden, Banyumas, Anda bisa mengikuti workshop pembuatan Nopia sekaligus menikmati pengalaman langsung menempelkan adonan ke dinding gentong.
Nopia / Nilai Gizi
Kampung Nopia Mino: Pusat Warisan Kuliner Banyumas
Kampung Nopia Mino di Desa Pakunden adalah destinasi wajib bagi pecinta kuliner. Selain menjadi pusat produksi Nopia, desa ini menawarkan pengalaman wisata yang menyenangkan, seperti mural tiga dimensi untuk berswafoto dan pelatihan membuat Nopia. Dibuka sejak 2018, tempat ini tidak hanya mempromosikan kuliner khas tetapi juga mendukung pengusaha kecil setempat.
Nopia dan Mino: Telur Halilintar yang Unik
Nopia sering disebut "Ndog Gludhug" atau "Telur Petir" karena bentuknya menyerupai telur dengan kulit tebal. Ada juga versi kecilnya yang dikenal sebagai Mino (Mini Nopia). Meski berbeda ukuran, cita rasa khas Nopia tetap terjaga.
Daya tahan Nopia yang mencapai tiga hingga empat bulan tanpa bahan pengawet menjadikannya oleh-oleh ideal. Harga Nopia bervariasi, dengan paket berisi 10 biji biasanya dibanderol sekitar Rp24 ribu.
Tempat Membeli dan Menikmati Nopia
Selain Kampung Nopia Mino, camilan ini dapat ditemukan di berbagai toko oleh-oleh di Banyumas dan kota lain seperti Wonosobo, Cilacap, hingga Surabaya. Namun, mengunjungi sentra produksinya memberikan pengalaman lebih mendalam, termasuk melihat langsung proses pembuatan dan mencicipi Nopia yang baru keluar dari gentong.
Nopia / KabarPenumpang
Alasan Menikmati Nopia di Purwokerto (Banyumas)
Mengunjungi Banyumas bukan hanya soal menikmati makanan, tetapi juga memahami cerita dan tradisi di baliknya. Nopia bukan sekadar camilan, tetapi lambang sejarah, budaya, dan kreativitas masyarakat Banyumas. Jadi, saat Anda berada di wilayah ini, pastikan untuk mencoba atau membawa pulang Nopia sebagai kenang-kenangan yang tak terlupakan.
Jangan lewatkan kesempatan untuk menikmati rasa manis sejarah dalam setiap gigitan Nopia. Banyumas menanti Anda!
Baca Juga :