PEKOJAN SEMARANG: DARI KAWASAN TUA JADI PUSAT NONGKRONG STYLISH ANAK SKENA

pekojan semarang
pekojan semarang / tribun


Malam di Jalan Pekojan, Kelurahan Purwodinatan, Kecamatan Semarang Tengah, kini menghadirkan wajah baru yang jauh berbeda dari masa lalunya.

Kawasan yang dahulu identik dengan suasana gelap, sepi, bahkan cenderung rawan, kini justru berubah menjadi pusat kehidupan malam yang semarak.

Sejak Juli 2025, Pekojan menjelma menjadi salah satu spot nongkrong favorit anak muda Semarang, terutama mereka yang dikenal sebagai “anak skena” – komunitas kreatif yang gemar mengeksplorasi musik, seni, dan gaya hidup urban.

Sepanjang jalan, pemandangan berubah total. Kursi-kursi plastik berjajar rapi di tepi trotoar, lampu-lampu temaram berpadu dengan aroma kopi yang baru diseduh, sementara deru kendaraan melintas menjadi latar suara yang justru menambah hidup suasana malam.

Pekojan kini bukan sekadar kawasan tua yang penuh sejarah, tetapi juga ruang baru bagi interaksi sosial dan ekspresi anak muda.

Salah satu sosok yang berperan dalam kebangkitan Pekojan malam hari adalah Zamran, pedagang kopi yang dikenal sebagai pionir di kawasan ini. Ia mengisahkan bagaimana ide membuka lapak sederhana di tengah kawasan heritage tersebut bermula dari pengamatan sederhana.

Dengan semangat itu, Zamran membuka “Tersenyum Kopi”, lapak kopi kecil yang berdiri sejak Juli 2025. Tak disangka, idenya mendapat sambutan luar biasa. Hanya dalam hitungan minggu, suasana Pekojan berubah.

Dari yang dulunya sunyi, kini setiap malam ramai oleh tawa, obrolan santai, dan aroma kopi yang menenangkan.

Promosi lewat TikTok dan Instagram menjadi pemicu utama viralnya kawasan ini. Foto dan video bertema “nongkrong di pinggir jalan tetap stylish” banyak beredar di media sosial, mengundang rasa penasaran warga Semarang dan sekitarnya.

Banyak anak muda datang untuk sekadar menikmati kopi, memotret suasana retro kawasan, atau berbincang santai di bawah temaram lampu jalan.

Kehadiran Tersenyum Kopi dan deretan lapak serupa di sepanjang Jalan Pekojan membangkitkan denyut baru di kawasan bersejarah ini.

Dulunya, Pekojan dikenal sebagai pusat permukiman para pedagang Arab dan India pada masa kolonial, dengan bangunan tua berarsitektur khas yang kini menjadi daya tarik visual tersendiri. Nuansa klasik tersebut justru berpadu harmonis dengan gaya modern anak muda masa kini.

Kini, Pekojan Semarang bukan hanya destinasi sejarah, tetapi juga simbol kebangkitan ruang publik kota yang diciptakan dari kreativitas masyarakat.

Di sini, aroma kopi berpadu dengan kisah masa lalu, dan denting gelas beradu dengan alunan musik jalanan. Nongkrong di pinggir jalan mungkin sederhana, tapi di Pekojan, suasananya menghadirkan pesona yang berbeda hangat, hidup, dan penuh karakter.

Pekojan telah membuktikan bahwa warisan masa lalu dapat bersinergi dengan semangat muda masa kini, menjadikannya ikon baru tongkrongan urban di tengah hiruk pikuk Semarang yang terus berkembang.

Baca Juga :

LOKASI