Di sebuah sudut kota yang sejuk dan tenang, Salatiga, berdiri sebuah bangunan unik yang langsung mencuri perhatian siapa pun yang melewatinya.
Bangunan itu tidak lebar, bahkan hanya selebar 2,8 meter, namun menjulang tinggi ke langit hingga 17 meter. Dari depan, ia terlihat seperti karya seni modern, bukan sekadar hotel biasa.
Inilah Pitu Rooms, sebuah akomodasi ikonik yang disebut-sebut sebagai salah satu hotel tertipis di Indonesia, bahkan di dunia.
radar banyumas
Nama “Pitu” sendiri bukan tanpa makna. Dalam bahasa Jawa, pitu berarti “tujuh”.
Nama ini terinspirasi dari jumlah kamar yang ada di hotel ini hanya tujuh kamar, masing-masing dinamai dengan urutan angka dalam bahasa Jawa: Ji, Ro, Lu, Pat, Mo, Nem, dan Tu. Sebuah konsep yang sederhana, tapi penuh filosofi.
tiket.com
Dari luar, fasad Pitu Rooms terlihat minimalis namun memukau. Desainnya modern, dengan garis-garis tegas dan permainan material kaca, kayu, dan beton yang selaras dengan suasana kota.
Walaupun sempit, arsiteknya berhasil mengubah keterbatasan ruang menjadi karya inovatif.
Saat melangkah masuk ke pintu hotel yang ramping, suasana hangat langsung menyambut.
Lobi kecil namun artistik terletak di lantai dasar. Di sini juga ada “Ngopo Ngopi”, sebuah kafe mungil yang menjadi titik temu para tamu dan pengunjung lokal.
Meski kamu tidak menginap, tetap bisa datang sekadar untuk menyeruput kopi hangat dan menikmati suasana unik hotel ini.
Naik ke lantai atas, pengalamanmu semakin berkesan. Pitu Rooms memiliki lift kapsul transparan berbentuk silinder, yang hanya muat satu orang.
Saat menaiki lift ini, rasanya seperti terhisap ke dalam ruang masa depan sensasi yang tidak akan kamu temukan di hotel lain.
Kalau ingin lebih santai, kamu juga bisa naik lewat tangga baja berlubang yang dihiasi instalasi seni di sepanjang dindingnya.
Meski tampak sempit, setiap kamar di Pitu Rooms dirancang dengan sangat efisien. Ukurannya sekitar 2,8 x 3 meter, tapi fasilitasnya lengkap.
Ada tempat tidur nyaman, TV dengan akses Netflix, speaker Bluetooth, meja lipat tersembunyi, kamar mandi pribadi dengan shower modern, serta pencahayaan artistik yang membuat ruangan terasa lebih lapang.
Menariknya, setiap kamar punya tema dan karakter berbeda. Ada yang bernuansa putih bersih minimalis, ada yang bernuansa merah tegas bertema Red Army, hingga tema biru lembut bernama The Timbre of the Blue.
Jadi meskipun hanya tujuh kamar, masing-masing menawarkan pengalaman visual yang unik.
Menginap di sini terasa seperti menginap di sebuah galeri seni kontemporer yang hidup.
Setiap detail dirancang untuk memberi pengalaman, bukan sekadar tempat tidur semalam.
Salah satu highlight dari Pitu Rooms ada di bagian teratasnya. Naiklah ke lantai tujuh, dan kamu akan menemukan rooftop yang memamerkan pemandangan spektakuler Kota Salatiga dengan latar Gunung Merbabu, Merapi, dan Telomoyo.
Saat cuaca cerah, panorama ini benar-benar menakjubkan.
Area rooftop ini sering dipakai tamu untuk bersantai, minum kopi sore, atau menikmati suasana malam dengan angin pegunungan yang sejuk.
Bahkan, pengunjung yang tidak menginap pun bisa datang hanya untuk menikmati kopi dan camilan ringan di kafe rooftop.
Selain Ngopo Ngopi di lantai dasar, Pitu Rooms juga punya restoran kecil di lantai enam. Menu yang ditawarkan cukup beragam—mulai dari sajian ringan untuk teman ngopi, hingga menu fusion yang cocok dinikmati sambil bersantai.
Tempatnya tidak besar, tapi atmosfernya cozy dan Instagramable, cocok untuk foto-foto cantik.
Banyak orang datang hanya untuk nongkrong atau coffee hopping, lalu mengunggah foto-foto keren berlatar fasad ramping Pitu Rooms yang ikonik.
Pitu Rooms berada sangat dekat dengan pusat kota Salatiga. Hanya beberapa menit berjalan kaki, kamu sudah bisa mencapai Alun-Alun Salatiga, pusat kuliner lokal, hingga toko-toko suvenir khas.
Lokasinya juga strategis bagi kamu yang ingin mengeksplorasi wisata sekitar seperti Rawa Pening, Kopeng, hingga kawasan Gunung Merbabu.
Karena tidak memiliki lahan parkir besar, tamu biasanya memarkirkan mobil di bahu jalan dengan pengawasan keamanan hotel.
Tapi untuk motor, tersedia area parkir kecil di gang samping.
Dengan konsep unik dan jumlah kamar terbatas, harga menginap di Pitu Rooms memang sedikit premium dibanding hotel biasa di Salatiga.
Tarifnya berkisar Rp800.000 – Rp1.000.000 per malam, tergantung jenis kamar dan musim liburan.
Namun banyak tamu merasa harga ini sepadan dengan pengalaman yang didapat menginap di hotel ramping dengan desain spektakuler yang tidak ada duanya.
Selain menginap, kamu juga bisa mencoba paket tur lokal bernama “PituTur”, yang mengajak tamu menjelajahi spot-spot tersembunyi di Salatiga dan sekitarnya.
Dengan pemandu lokal, kamu akan merasakan sisi lain kota ini yang jarang diketahui wisatawan.
Pitu Rooms bukan hanya sekadar hotel untuk bermalam. Ia adalah sebuah pernyataan arsitektur dan gaya hidup, menggabungkan seni, kenyamanan, dan keunikan dalam satu ruang vertikal.
Menginap di sini memberi pengalaman yang tak terlupakan, terutama bagi traveler yang mencari sesuatu yang berbeda dari hotel konvensional.
Kalau kamu berkunjung ke Salatiga, sempatkan waktu untuk singgah.
Entah untuk sekadar ngopi di rooftop, menginap semalam, atau sekadar berfoto di depan bangunan ramping yang ikonik Pitu Rooms akan selalu meninggalkan kesan mendalam.
Baca Juga :