RAMADHAN SEMAKIN DEKAT, SEMARANG BERGEMBIRA MENYAMBUT DENGAN TRADISI DUGDERAN

dugderan
dugderan / https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.detik.com%2Fjateng%2Fwisata%2Fd-6618454%2Fasyik-pasar-dugderan-semarang-kembali-digelar-usai-3-tahun-absen&psig=AOvVaw1bX_h4CqnTcOgDXD1h-K8A&ust=1680671246297000&source=images&cd=vfe&ved=0CBAQjRxq


Setiap daerah pasti memiliki budaya masing masing dalam menyambut bulan suci ramadhan seperti contohnya di kota kudus terdapat tradisi dandangan, semarang juga memiliki budayanya dalam menyambut bulan suci ramadhan yang dinamai tradisi dugderan, tradisi dugderan dilaksanakan di alun alun kota semarang yang beralamat di Kauman, Kec. Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah 50188

Tradisi dugderan menurut sejarah sudah ada semenjak tahun 1881, dahulu tepat sehari sebelum puasa di pukullah bedug Masjid Besar Kauman disusul dengan penyulutan  meriam di halaman pendopo kabupaten di Kanjengan. Bedug mengeluarkan bunyi “dug” dan meriam mengeluarkan bunyi “der” yang berkali-kali, akhirnya menjadi istilah Dugderan. Mendengar suara bedug dan meriam, masyarakat pun berkumpul di alun-alun di depan masjid Kauman, keluarlah Kanjeng Bupati dan Imam Masjid Besar memberikan sambutan dan informasi, salah satunya tentang penentuan awal bulan puasa. Prosesi tradisi Dugderan terdiri dari tiga agenda yakni pasar (malam) Dugderan, prosesi ritual pengumuman awal puasa dan kirab budaya Warak Ngendok. Tiga agenda tersebut yang sekarang menjadi satu kesatuan dalam tradisi Dugderan,kini tradisi dugderan terus berlanjut dan semakin meriah setiap tahunya dengan kemeriahan pasar malam dan antusiasme warga yang tinggi karena menjadi salah satu hiburan rakyat dan juga sarana mencari rezeki oleh para penjual di dugderan ini

 

Baca Juga :

LOKASI