SEJARAH API ABADI MRAPEN

Api Abadi Mrapen
Api Abadi Mrapen / https://correcto.id/


Api Abadi Mrapen adalah sebuah kompleks yang terletak di desa Manggarmas, kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Kawasan ini terletak di tepi jalan raya Purwodadi - Semarang, berjarak 26 km dari Kota Purwodadi. 

Kompleks api abadi Mrapen merupakan fenomena geologi alam berupa keluarnya gas alam dari dalam tanah yang tersulut api sehingga menciptakan api yang tidak pernah padam walaupun turun hujan sekalipun.

Api abadi Mrapen berlokasi di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Grobogan, Jawa Tengah (Jateng). Asal usulnya merupakan sebuah fenomena geologi api abadi yang keluar dari perut bumi. Api ini tidak akan pernah padam meski diguyur hujan deras sekalipun. Bahkan, api telah dianggap sakral oleh warga desa setempat, begitupun dengan bangsa lainnya di berbagai negara. 

Berdasarkan penelusuran, ada sebuah cerita sejarah yang menjadi asal mula munculnya semburan api dari dalam tanah. Di samping sumber api abadi, juga terdapat sebuah batu bobot serta sumber gas yang menyemburkan air yang menjadi satu rangkaian sejarah. Menurut sang juru kunci Gunadi yang menjadi salah satu pewaris kompleks api abadi Mrapen, kawasan ini merupakan peninggalan Sunan Kalijaga masa Kerajaan Demak. 

Dalam sejarah yang diceritakan detail secara turun temurun, api abadi merupakan sumber air yang ditemukan oleh rombongan Sunan Kalijaga saat memboyong Kerajaan Majapahit seusai ditaklukan oleh Kerajaan Demak masa kepemimpinan Raden Patah.

Dalam perjalanan menuju Kerajaan Demak, rombongan Sunan Kalijaga menyempatkan beristirahat di sebuah hutan yang kini menjadi Desa Manggarmas karena waktu sudah malam. Saat istirahat itu, Sunan Kalijaga melihat semburan api yang muncul dari dalam tanah. Api itu kemudian digunakan untuk menghangatkan tubuh. 

Sunan Kalijaga kemudian menggali tanah tidak jauh dari sumber api dan munculah air bercambur gas hingga saat ini. Saat akan meninggalkan lokasi untuk melanjutkan perjalanan ke Kerajaan Demak, Sunan Kalijaga meninggalkan watu bobot atau batu yang digunakan sebagai penyangga tiang kerajaan sempat tertinggal di lokasi api abadi tersebut sebagai tanda kenangan. 

Di lain waktu, Empu Supo diutus raja Demak pergi ke Mrapen untuk membuat benda pusaka. Di lokasi inilah sejumlah keris pusaka dibuat dengan menggunakan sumber api dalam tanah yang menyembur dengan landasan watu bobot.

Banyak peristiwa besar mengambil api dari kompleks api abadi Mrapen sebagai sumber obornya, misalnya pesta olahraga internasional Ganefo I tanggal 1 November 1963. Api abadi dari Mrapen juga digunakan untuk menyalakan obor Pekan Olahraga Nasional (PON) mulai PON X tahun 1981, POR PWI tahun 1983 dan HAORNAS. Api abadi dari Mrapen juga digunakan untuk obor upacara hari raya Waisak.

Umat Buddha melakuan ritual pengambilan Api Dhamma Tri Suci Waisak 2562 BE 2018 di obyek wisata Api Abadi Mrapen, Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Minggu (27/5/2018). Api yang diambil ini akan disemayamkan di Candi Mendut hingga keesokan harinya dibawa ke Candi Borobudur sebagai sarana peribadatan perayaan Waisak.

Selain api abadi, di komplek tersebut juga terdapat kolam dengan air mendidih yang konon dapat dipergunakan untuk mengobati penyakit kulit, serta batu bobot yang konon apabila seseorang dapat mengangkatnya maka yang mengangkat tersebut akan mendapatkan keinginannya.

Api sempat mengecil pada tahun 1966
Dari catatan pengelola Api Abadi Mrapen, api biru di Desa Manggarmas tersebut juga pernah mengecil pada tahun 1966 lalu. Namun api abadi tersebut bisa terselamatkan setelah petugas menemukan sumber gas baru dengan kandungan yang lebih melimpah. 

Sumber gas baru tersebut berjarak sekitar 75 sentimeter dari sumber gas lama. Menurut pengelola Api Abadi Mrapen, David Diyanto petugas kemudian mengalirkan gas di sumber baru ke sumber gas lama mengguna pipa. Api abadi yang sempat mengecil kembali menyala sempurna hingga akhirnya padam pada September 2020 lalu.

"Jadi awalnya hanya retakan tanah, kemudian direka sedemikian rupa dengan pipa dan sebagainya. Api Abadi Mrapen tercatat tak pernah padam dan terus menyala, hanya saat dirombak, kami matikan untuk keselamatan pekerja," ucap David. 

Dari hasil penelitian sementara, penyebab padamnya api diduga karena berkurangnya pasokan gas metana (CH4) yang menjadi bahan bakar api abadi tersebut. 

"Apakah retakannya tertutup karena deformasi, apakah pasokan gas habis, dan apakah migrasi gas ke tempat lain karena eksploitasi pembuatan sumur di sekitar? Jadi butuh waktu untuk melakukan kajian," kata Kepala Seksi Energi Cabang Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jateng Wilayah Kendeng Selatan, Sinung Sugeng Arianto

Baca Juga :

LOKASI