SEJARAH KERAJAAN MATARAM KUNO DI JAWA TENGAH

Candi Borobudur
Candi Borobudur / mapel.id


Kerajaan Mataram Kuno atau sering juga disebut dengan Kerajaan Mataram Hindu atau Kerajaan Medang merupakan kerajaan penerus dari Kerajaan Kalingga di Jawa yang diperkirakan eksis pada abad ke-8 hingga 10 Masehi. Sejarah kerajaan ini cukup panjang yang dimulai sejak abad ke-6 M.

Lokasi Kerajaan Mataram Kuno
Dilansir dari jurnal yang ditulis Sri Widiah berjudul Studi Historis Prasasti Cunggrang sebagai Sumber Sejarah pada Masa Mpu Sindok Tahun 929-947 M, Kerajaan Mataram terbagi menjadi dua periode utama. Periode pertama adalah saat ibukota Kerajaan Mataram berada di Jawa Tengah. Pada periode ini, Kerajaan Mataram dipimpin oleh dua dinasti, yaitu dinasti Sanjaya dan dinasti Syailendra (732-929 M).

Periode kedua adalah saat pusat kerajaan berpindah ke Jawa Timur pada 929 M. Pada masa ini Kerajaan Mataram berada di bawah kekuasaan dinasti Icana (929-1016 M).  yang didirikan oleh Mpu Sindok Sri Icanatunggadewawijaya. Perpindahan pusat kerajaan tersebut dilakukan untuk menghindari serangan dari musuh sekaligus untuk memperluas daerah kekuasaanya.

Menurut George Coedes dalam The Indianized states of Southeast Asia (1968), ada beberapa faktor kemungkinan yang mendorong perpindahan tersebut :
1. Faktor politik, yakni sering terjadinya perebutan kekuasaan yang berimbas terhadap terancamnya kesatuan wilayah kerajaan ini. 
2. Faktor bencana alam, yaitu peristiwa meletusnya Gunung Merapi. 
3. Adanya potensi ancaman dari kerajaan lain, termasuk serangan dari Kerajaan Sriwijaya. 
4. Motif keagamaan dan ekonomi, termasuk ketiadaan pelabuhan yang membuat Kerajaan Mataram Kuno sulit menjalin kerja sama dengan kerajaan lain. 

Lokasi Kerajaan Mataram Kuno periode Jawa Tengah diperkirakan berada di Bhumi Mataram atau Yogyakarta pada masa awal berdirinya di bawah pemerintahan Rakai Mataram Sang Sanjaya. Kemudian, lokasi ibu kota kerajaan ini sempat berpindah-pindah, antara lain ke Mamrati pada masa Rakai Pikatan, pada era Dyah Balitung (Rakai Watukura) dipindahkan ke Poh Pitu, dan sempat kembali lagi ke Bhumi Mataram pada masa Dyah Wawa (Rakai Sumba). 

Mamrati dan Poh Pitu diperkirakan berada di antara wilayah Yogyakarta hingga Jawa Tengah bagian selatan (Magelang atau Kedu).

Kerajaan Mataram Kuno punya banyak peninggalan yang berupa candi-candi megah, termasuk Candi Borobudur di Magelang, Candi Prambanan, Candi Kalasan, dan Candi Sewu di Yogyakarta, serta beberapa candi lainnya. Setelah dipindahkan ke Jawa Timur oleh Mpu Sindok yang kemudian bergelar Sri Maharaja Rakai Hino Sri Isana Wikramadharmottunggadewa (929-947), Kerajaan Mataram Kuno menempati pusat pemerintahan di daerah yang disebut Tamwlang. 

Masa-masa berikutnya terjadi lagi perpindahan pusat pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno periode Jawa Timur atau era Dinasti Isyana, yakni dipindahkan ke Watugaluh. Dikutiip dari buku Antologi Sejarah Candi Boyolangu (2016) tulisan Lailatul Mahfudhoh, Tamwlang maupun Watugaluh diperkirakan terletak di sekitar Jombang, Jawa Timur. 

Setelah Kerajaan Medang runtuh pada awal abad ke-9 M, selanjutnya muncul kerajaan-kerajaan penerus Wangsa Mataram, dari Kahuripan, Jenggala, Kediri, Singhasari, Majapahit, Demak, Jipang, Giri, Kalinyamat, Pajang, hingga era Mataram Islam yang memunculkan Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, Mangkunegaran, serta Pakualaman.

Prasasti Canggal peninggalan Kerajaan Mataram Kuno

Prasasti Canggal Pendirian Kerajaan Mataram Kuno tercatat dalam Prasasti Canggal yang ditemukan di halaman Candi Gunung Wukir di desa Canggal. Prasasti ini bertanggal 732 M. Dalam Prasasti Canggal, diceritakan tentang pendirian lingga atau lambang Dewa Siwa di Desa Kunjarajunca oleh raja Sanjaya.

Prasasti ini juga disebutkan nama dari pemimpin sebelumnya yaitu Sanna. Prasasti ini menggunakan huruf pallawa dan bahasa Sansekerta. Sayangnya hingga kini belum ada catatan pasti tentang bagaimana Kerajaan Mataram Kuno didirikan.

 

 

Baca Juga :

LOKASI