SEJARAH PERAYAAN WAISAK DI CANDI BOROBUDUR DAN TRADISINYA SEBELUM PANDEMI

Sejumlah umat Budha mengikuti kirab saat prosesi kirab Waisak 2563 BE/2019 di kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (18/5/2019).
Sejumlah umat Budha mengikuti kirab saat prosesi kirab Waisak 2563 BE/2019 di kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (18/5/2019). / (ANTARA FOTO/ANDREAS FITRI ATMOKO)


Tahun 2021 ini, Hari Raya Waisak jatuh pada Rabu (26/5/2021). Jika pandemi Covid-19 tidak melanda, biasanya Candi Borobudur akan menjadi tempat digelarnya puncak perayaan Waisak. 

Koordinator Dewan Sangha Walubi, Maha Bikhsu Dutavira Sthavira mengatakan, tahun ini detik-detik Hari Raya Waisak akan terjadi pada pukul 18.00 WIB.

"Tahun ini jam 18.00 WIB. Jadi arak-arakan biasa jam 13.00 WIB (mulai) jalan dari Candi Mendut," kata pria yang akrab disapa Suhu Benny, Senin (24/5/2021). 

Adapun, arak-arakan yang dimaksud Suhu Benny adalah arak-arakan air dan api yang dilakukan oleh para umat Buddha yang dimulai dari Candi Mendut.

Sejarah tradisi perayaan Waisak di Candi Borobudur 

Sejarah Waisak di Borobudur - Balai Konservasi Borobudur

Tradisi umat Buddha merayakan hari Waisak di Candi Borobudur telah dimulai sejak tahun 1929. Perayaan ini diinisiasi oleh Himpunan Teosofi Hindia Belanda. Saat itu anggotanya terdiri dari campuran antara orang Eropa dan Jawa ningrat. Perayaan Waisak di Borobudur sempat terhenti karena perang revolusi kemerdekaan Republik Indonesia. Kembali dilaksanakan di Candi Borobudur pada tahun 1953. Namun terhenti lagi karena pemugaran tahun 1973. Selama masa pemugaran, pusat perayaan sempat dipindah ke Candi Mendut.

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk, menjadi sebuah kesatuan atas cita-cita yang diimajinasikan bersama. Candi Borobudur sebagai salah satu imaji utama identitas bangsa tentu saja berhak dimiliki dan dimanfaatkan seluruh masyarakat. Candi Borobudur pernah lama tidak difungsikan sebagai pusat kegiatan keagamaan setelah dibangun pada sekitar abad ke-8 dan 9 M. Namun, tradisi perayaan Waisak menjadi bukti toleransi dan upaya saling menghargai serta menghormati perbedaan yang ada. Semoga nilai-nilai ini akan selalu diingat dan menjadi pijakan bagi masa depan Indonesia yang gemilang.

Pembacaan doa dan pelepasan lampion 

Waisak 2019: Mau Ikut Festival Lampion Waisak di Candi Borobudur? Catat  Persyaratannya Agar Tak Ketinggalan!
Suhu Benny mengungkapkan bahwa saat pengambilan air dan api untuk dibawa ke Candi Borobudur, mereka yang bertugas mengambilnya akan membacakan doa terlebih dahulu. 

"Diambil apinya, doa-doa dulu biar selamat. Ambil air, doa-doa dulu," sambung dia. 

Selama perjalanan arak-arakan, pembacaan doa-doa pun kerap dilakukan para umat Buddha yang terlibat. Air dan api yang telah diambil biasanya masuk ke Candi Mendut sehari sebelum Hari Raya Waisak tiba. 

Jika saat ini tidak ada pandemi Covid-19, maka air dan api sudah akan ada di candi tersebut pada Selasa (25/5/2021). 

"Sudah ada kebaktian demi kebaktian di Candi Mendut," kata Suhu Benny. 

Setibanya di Candi Borobudur, para umat Buddha yang sudah ada akan melanjutkan doa. Benny mengatakan, biasanya mereka sudah tiba di sana tiga hari sebelum Waisak. 

Bagi sebagian orang, mereka mungkin mengira bahwa umat Buddha beribadah di bangunan candi saat Waisak. Namun, mereka berdoa di pelataran Candi Borobudur. Selanjutnya, akan ada pemukulan gong sebanyak tiga kali. Usai pemukulan gong, para umat Buddha akan berdiam selama lima menit. 

"Habis itu khotbah ritual. (Lalu) masing-masing sembahyang, berdoa kelompok-kelompoknya. Masing-masing kelompok ada figur yang diagungkan. Dia mimpin sembahyang," ujar Suhu Benny. 

Setelah masing-masing berdoa sesuai keinginan pribadi, mereka akan melakukan puja-puji. Pada akhir acara, Suhu Benny menuturkan bahwa akan ada pelepasan lampion di Candi Borobudur. 

Adapun, pelepasan lampion dilakukan antara pukul 20.00-22.00 WIB. Namun, hal tersebut bergantung pada detik-detik menjelang Waisak. Alhasil, jam pelepasan lampion akan menyesuaikan bulan purnama. 

Suhu Benny mengatakan bahwa perayaan Waisak di Candi Borobudur kerap didatangi oleh banyak umat Buddha, termasuk dari luar negeri. 

"Tidak dibatasi. Bahkan dari Bangkok, Kamboja, China, Jepang, minimal dari 18 negara. Berdoa tidak boleh di dalam candi, semua di plataran," tuturnya.

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tradisi Perayaan Waisak di Borobudur Sebelum Pandemi Covid-19"

 

Baca Juga :

LOKASI