Simpang Lima, atau yang secara resmi dikenal sebagai Lapangan Pancasila, adalah ikon tak terpisahkan dari Kota Semarang, menjadikannya salah satu destinasi wisata utama di Jawa Tengah. Kawasan ini bukan sekadar alun-alun biasa, melainkan titik temu dari lima ruas jalan protokol utama, yaitu Jalan Pandanaran, Jalan Ahmad Yani, Jalan Gajah Mada, Jalan Pahlawan, dan Jalan K.H. Achmad Dahlan. Keberadaan lapangan terbuka yang luas di tengah pusat kota ini menciptakan ruang publik yang vital, berfungsi sebagai paru-paru kota sekaligus pusat aktivitas sosial, ekonomi, dan hiburan. Lapangan ini menawarkan pemandangan gedung-gedung tinggi, pusat perbelanjaan modern seperti Mal Ciputra, serta hotel-hotel megah yang mengelilinginya, menciptakan perpaduan menarik antara ruang hijau dan metropolitan.
Sejarah Simpang Lima juga menarik untuk disimak, di mana kawasan yang dulunya merupakan rawa-rawa ini diubah atas inisiatif Presiden Soekarno pada tahun 1960-an. Pembangunannya diprakarsai sebagai pengganti alun-alun lama di Kawasan Pasar Johar yang fungsinya dialihfungsikan. Proyek yang dikerjakan antara tahun 1965 hingga 1969 ini berhasil menciptakan alun-alun baru yang menjadi simbol modernitas kota. Penamaan "Simpang Lima" sendiri muncul karena adanya penambahan ruas jalan sehingga total ada lima persimpangan yang bertemu di lapangan tersebut. Transformasi dari lahan basah menjadi jantung kota yang dinamis ini menunjukkan visi besar Semarang sebagai pusat kegiatan di Jawa Tengah.
Daya tarik utama Simpang Lima terletak pada suasananya yang selalu hidup, terutama pada sore hingga malam hari, serta di akhir pekan. Saat hari Minggu pagi, kawasan ini berubah menjadi lautan manusia berkat kegiatan Car Free Day (CFD), di mana masyarakat berolahraga, bersepeda, atau sekadar bersantai menikmati udara pagi. Ketika malam tiba, suasana semakin meriah dengan hadirnya berbagai penyewaan wahana unik, seperti sepeda tandem dan mobil hias dengan lampu warna-warni yang mengelilingi lapangan. Aktivitas ini sangat populer di kalangan keluarga dan anak muda, memberikan hiburan yang menyenangkan dan kesempatan berfoto yang instagramable di bawah cahaya lampu kota.
Selain sebagai tempat rekreasi, Simpang Lima juga merupakan surga bagi pecinta kuliner dan belanja. Di sekeliling lapangan, terutama pada malam hari, berjejer pedagang kaki lima yang menjajakan aneka makanan khas Semarang, mulai dari Nasi Ayam, Tahu Gimbal, Lumpia, hingga Es Cong Lik. Pilihan kuliner yang beragam ini memungkinkan wisatawan untuk mencicipi kekayaan rasa lokal dengan harga yang terjangkau. Bagi yang ingin berbelanja, pusat perbelanjaan di sekitar Simpang Lima menyediakan segala kebutuhan, dari barang modern hingga oleh-oleh khas Semarang. Bahkan, tempat ini menjadi titik awal yang strategis untuk menjelajahi destinasi lain di Semarang seperti Lawang Sewu dan Kota Lama.
Secara keseluruhan, Simpang Lima telah menjelma menjadi destinasi wisata komplit yang merefleksikan denyut nadi Kota Semarang. Lokasinya yang strategis, kemudahan akses, serta perpaduan antara ruang terbuka hijau, hiburan malam, kuliner, dan pusat perbelanjaan menjadikannya tempat yang wajib dikunjungi. Simpang Lima tidak hanya menawarkan keindahan fisik, tetapi juga pengalaman interaksi dengan keramaian dan kehidupan otentik masyarakat Semarang. Dengan segala pesonanya, Simpang Lima terus menarik wisatawan domestik maupun mancanegara untuk menikmati keunikan dan dinamika salah satu ikon kebanggaan Jawa Tengah ini.
Baca Juga :