TRADISI DUGDERAN DI SEMARANG KEMBALI DIGELAR MERIAH SETELAH VAKUM HAMPIR 3 TAHUN, CATAT TANGGALNYA

Mainan Gerabah
Mainan Gerabah / https://www.ayosemarang.com/semarang-raya/pr-77802783/Omzet-Penjual-Mainan-Gerabah-Anjlok-Selama-Pandemi


Semarak menyambut bulan suci Ramadhan memang selalu diwarnai antusiasme yang tinggi oleh para umat muslim. Salah satu perayaan menyambut bulan suci Ramadhan ialah ‘dugderan’.

Dugderan merupakam yang dilaksanakan tiap menjelang datangnya bulan Ramadhan. Nama “Dugderan” diambil dari kata “dugder” yang berasal dari kata “dug” (bunyi bedug yang ditabuh) dan “der” (bunyi tembakan meriam). Bunyi “dug” dan “der” tersebut sebagai pertanda akan datangnya awal Ramadhan.

Tradisi Dugderan terdiri dari tiga agenda yakni pasar (malam) Dugderan, prosesi ritual pengumuman awal puasa dan kirab budaya Warak Ngendok. Tiga agenda tersebut yang sekarang menjadi satu kesatuan dalam tradisi Dugderan.

Dugderan digelar di kawasan masjid agung kota Semarang, sejak dibunyikannya sirine tanggal 10 Maret lalu. Rangkaian acara dugderan akan dilaksanakan hingga 22 Maret 2023. Kemudian pada tanggal 21 Maret merupakan acara puncak dari dugderan. 

Dugderan digelar dari pukul 08.00-22.00 WIB. Terdapat 110 pilihan kuliner tradisional dan berbagai stand fashion dan mainan tradisional. 

Acara puncak dugderan atau yang disebut ‘Warak Ngendog’ akan dilaksanakan arak-arakan yang dimulai dari Balai Kota Semarang Pemuda menuju Masjid Agung Semarang.

 

Baca Juga :

LOKASI