TRADISI UNIK WONOSOBO POTONG RAMBUT GIMBAL

Tradisi Potong Rambut gimbal Wonosobo
Tradisi Potong Rambut gimbal Wonosobo / blogspot.com


Tentu saja kalian tidak asing dengan Wonosobo. yups kabupaten yang berada didataran tinggi dengan udara yang dingin dan sejuk. Wonosobo merupakan daerah yang masih percaya dengan hal-hal mitos, untuk itu mereka masih melakukan tradisi-tradisi tertentu untuk menyangkal hal-hal buruk yang tidak diinginkan.

Masyarakat Wonosobo masih mempertahankan tradisi unik dari nenek moyang. Mereka menggelar tradisi potong rambut gimbal untuk anak-anak berambut gimbal di Wonosobo. Menurut mereka anak ini bukan sembarang anak gimbal. Mereka ini memiliki keistimewaan khusus dibandingkan dengan anak-anak lainnya. Belum ada yang dapat menjelaskan fenomena ini secara ilmiah, namun menurut masyarakat Wonosobo mereka adalah anak-anak titisan leluhur, yaitu Kyai Kolo Dete.

 

Dilansir dari adventuretravel.co.id, Tradisi ini dipercayai turun temurun karena masih berhubungan erat dengan kisah mitos Kyai Kolo Dete. Di abad 17, daerah yang dulunya masih berupa hutan lebat ini didatangi oleh tiga orang Kyai, yaitu Kyai Walik, Kyai Karim, dan Kyai Kolo Dete. Kyai Walik dan Kyai Karim memberi nama daerah tersebut Wonosobo yang berasal dari kata wono yang berarti hutan, dan sobo yang berarti mengunjungi. Sedangkan Kyai Kolo Dete menetap di Dieng.

Tradisi ini bertujuan untuk membersihkan atau membebaskan anak yang berambut gimbal dari malapetaka. Tradisi pemotongan rambut gimbal ini memiliki berbagai macam keunikan, yaitu orang tua wajib memenuhi permintaan dari sang anak yang akan dipotong rambut gimbalnya dan jika tidak dipenuhi permintaannya maka rambut gimbalnya akan tumbuh kembali. Namun biasanya anak yang rambut gimbalnya akan dipotong hanya meminta barang-barang yang tidak terlalu mahal.

Dikutip dari tempo.co.id, rangkaian acara ruwatan rambut gimbal lumayan panjang. Beberapa hari sebelum acara berlangsung, para tetua adat berziarah ke tempat-tempat suci dan mengambil air dari tujuh sumber mata air di Dataran Tinggi Dieng.  Prosesi ini dapat dilakukan selama satu hari atau lebih. Ziarah ini bertujuan untuk meminta restu agar acara yang akan dilakukan berjalan lancar dan memberi berkah bagi si anak, keluarganya, dan seluruh masyarakat Dieng.

Biasanya tradisi ini dilakukan secara bersamaan atau diselenggarakan seperti karnaval besar-besaran di tempat tertentu Wonosobo.

Baca Juga :

LOKASI