TEMPE ALAKATAK SALAH SATU MAKANAN KHAS WERU

Tempe Alakatak
Tempe Alakatak / https://www.wartahandayani.com/


Sejak tempe tenar di Inggris beberapa waktu lalu, olahan makanan berbahan kedelai tersebut mulai digemari dan mendapatkan tempat di masyarakat.

Namun ternyata tempe tidak hanya berbahan kedelai saja.  Ada pula yang berbahan Kacang Koro Benguk dan Kacang Koro Pedang. Pengolahannya pun berbeda, perlu direbus dan ditumbuk hingga halus. 

Nama tempe tersebut adalah Alakatak, makanan khas dari Sukoharjo. Tempe Alakatak atau Tempe Kuning merupakan makanan khas dari Kecamatan Weru, Sukoharjo yang terbuat dari kacang-kacangan atau biasa disebut dengan "benguk". 

Proses Pembuatan Tempe
Biasanya tempe ini dibuat dengan tambahan mie dari tepung singkong. Karena warnanya yang kekuning-kuningan karena memakai kunir, maka tempe ini terkenal dengan "tempe kuning" atau "tempe alakatak". Sedang untuk mienya sendiri biasanya ada 2 warna yaitu putih dan kuning. Tempe ini biasa dibungkus memakai daun jati.

Salah satu pengrajin yang membuat Tempe Alakatak adalah Kamtini, yang rumahnya berada di Desa Weru, Kecamatan Weru, Sukoharjo.  Kamtini menjelaskan untuk membuat satu buah tempe dirinya memerlukan waktu hingga 5-6 hari.

Kemudian setelah direbus, kacang koro benguk dan koro parang direndam selama dua hari lamanya. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan kadar racun dalam kacang tersebut.

Setelah itu barulah proses penumbukan dimulai. Uniknya, Kamtini masih melakukan proses penumbukan secara manual. Dari sanalah yang sebelumnya kacang-kacang itu keras kini halus seperti tepung. 

Tumbukan kacang itu dicampur dengan ragi atau jamur tempe, dan juga ampas dari adonan tepung tapioka. 

"Kemudian diikat dalam daun pisang dan didiamkan selama beberapa hari," terangnya. 

Kamtini biasa menjual tempe tersebut dalam keadaan telah dimasak bersama mie alakatak.

Dirinya tidak menjual dalam kemasan mentah, namun bila menghendaki, Kamtini mempersilakan pelanggan untuk datang langsung ke rumahnya. 

"Yang dari luar kota banyak yang mampir untuk beli mentah. Bahkan ada yang sudah terbang hingga Malaysia," imbuhnya.

Kamtini biasa menjajakan tempe alakatak dengan dicampur rempah-rempah di pinggiran jalan dan Pasar Weru.

Meski omsetnya tidak terlalu banyak namun Kamtini telah menekuni profesi ini sejak 1971. 

"Dalam sehari yang penting habis sehingga bisa masak lagi, paling hanya bawa pulang Rp 500 ribu paling banyak," kisahnya.

 

 

Artikel ini telah tayang di Tribuntribunsolotravel.com dengan judul Menengok Pembuatan Tempe Alakatak, Makanan Khas Sukoharjo yang Viral Hingga Malaysia, 

Baca Juga :

LOKASI