Desa Jepang memiliki tradisi Rebo Wekasan yang merupakan salah satu kearifan lokalnya. Dikutip dari artikel berjudul "Agama dan Tradisi Lokal (Studi Atas Pemaknaan Tradisi Rebo Wekasan di Desa Jepang, Mejobo, Kudus) karya Mohammad Dzofir dalam Journal of Social Science Teaching, tradisi itu dilaksanakan di masjid wali Al Makmur.
Tradisi Rebo Wekasan Desa Jepang Kudus ini sudah turun temurun sejak 1925 M, dilaksanakan di hari Rabu terahir bulan Shafar. Tahun ini Rabu terakhir bulan Safar jatuh Rabu 6 Oktober 2021.
Sebelum adanya pandemi Covid 19, tradisi Rebo Wekasan di Desa Jepang Kecamatan Mejobo, Kudus, Jawa Tengah dilaksanakan dengan acara Kirab Air Salamun. Air salamun berasal dari sumur peninggalan Sunan Kudus yang berada di komplek Masjid Wali. Air salamun dipercaya memiliki sejumlah khasiat, dan pada Rabu bulan Safar Allah menurunkan 320 ribu bala.
"Para ulama setiap bulan Safar ada hari Allah menurunkan 320 ribu bala dan ahli khasaq mempelajari bagaimana menolak bala antara dengan membuat air salaman. Di antaranya itu dibacakan dengan ayat - ayat Aquran dan insya allah menjadi tolak bala warga sekitar," kata Ridwan Koordinator Pembagian Air Salamun
Terdapat amalan sholat sunnah Rebo Wekasan atau Arba Mustakmir dilaksanakan setelah terbitnya matahari seperti dilansir dari berbagai sumber.
Waktu melaksanakan Sholat Sunnah Rebo Wekasan atau Arba Mustakmir biasa disebut Lidaf’il Bala tercantum dalam kitab al-Jawahir al-Khomsi halaman 51-52 dilaksanakan pada pagi hari Rabu terakhir Bulan Safar, sebanyak 4 rakaat 2 kali salam.
Dari 320 macam bala bencana semua itu pertama kali terjadi pada hari Rabu terakhir di bulan Safar, dan itulah yang menjadi awal tradisi Rebo Wekasan Desa Jepang Kudus.
Biasanya acara Rebo Wekasan, dilaksanakan di Masjid Wali Desa Jepang, kemudian diisi dengan khataman Al-Qur’an dan beberapa ritual lainnya, seperti doa, minum air aziamat (Salamun), selametan, dan shalat sunat.
Baca Juga :