Waduk Greneng, sebuah destinasi wisata alam yang terletak di Dukuh Greneng, Desa Tunjungan, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora, telah menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun luar kota. Berjarak sekitar 12 kilometer ke arah barat laut dari pusat Kota Blora, Waduk Greneng tidak hanya berfungsi sebagai sarana irigasi pertanian dan budidaya ikan air tawar, tetapi juga sebagai tujuan wisata yang menawarkan keindahan alam yang menawan.
Daya Tarik Alam dan Aktivitas Wisata
Waduk Greneng memiliki luas sekitar 45 hektare, dengan pemandangan yang dihiasi oleh hamparan air yang luas, berlatar belakang hutan jati dan sonokeling dari kawasan KPH Mantingan, yang menambah kesan asri dan sejuk. Selain sebagai tempat pemancingan favorit bagi kaum remaja, area waduk ini juga sering menjadi tempat berkumpulnya masyarakat yang ingin menikmati pemandangan senja yang indah, terutama bagi para pengunjung muda yang mencari suasana tenang.
Pengunjung dapat menikmati berbagai aktivitas, termasuk memancing, berperahu, dan menjelajahi keindahan alam sekitar. Salah satu daya tarik utama adalah perahu wisata yang tersedia untuk berkeliling waduk dengan biaya sekitar Rp 50.000. Keindahan senja di Waduk Greneng sering kali menjadi momen favorit bagi wisatawan, terutama saat menikmati panorama matahari terbenam dari atas perahu. Lokasi ini buka hingga pukul 17.00 WIB.
Pemandangan Senja Waduk Greneng / Atourin
Potensi Agrowisata dan Wisata Budaya
Selain menawarkan keindahan alam, Waduk Greneng juga didukung oleh potensi agrowisata yang berkembang di sekitar kawasan ini. Desa Tunjungan, tempat waduk ini berada, dikenal dengan kebun durian dan kelengkeng yang sering menjadi tujuan para wisatawan yang ingin menikmati buah segar langsung dari kebunnya. Selain itu, masyarakat setempat juga memanfaatkan hasil pertanian, perkebunan, dan peternakan mereka untuk membuat produk olahan seperti makanan khas, kerajinan tangan, dan usaha jasa lain seperti pemandu wisata, parkir, serta layanan outbound.
Tak jauh dari Waduk Greneng, terdapat sejumlah daya tarik wisata lain seperti Gunung Semar, sumber mata air alami Banyu Banger, serta kawasan hutan alami yang semakin memperkaya pengalaman wisata di wilayah ini. Pengembangan wisata di Waduk Greneng tidak hanya bertumpu pada keindahan alamnya, tetapi juga pada potensi budaya dan industri rumah tangga masyarakat sekitar, seperti pembuatan tahu, tempe, batik tulis, dan kerupuk.
Pengembangan Wisata Berkelanjutan
Pemerintah setempat berupaya mengembangkan Waduk Greneng sebagai destinasi wisata yang berkelanjutan, dengan memanfaatkan potensi alam dan budaya lokal tanpa mengabaikan kelestarian lingkungan. Tujuan pengembangan ini meliputi peningkatan kesejahteraan masyarakat, menciptakan lapangan kerja, dan mendukung pemerataan pembangunan melalui sektor pariwisata. Dengan potensi besar di sektor pariwisata, Waduk Greneng diharapkan mampu menarik investasi dan meningkatkan perekonomian lokal.
Pemandangan Waduk Greneng / Transblora.com
Fasilitas yang disediakan di Waduk Greneng sudah memadai, termasuk area parkir yang dikelola oleh warga setempat dengan biaya yang sangat terjangkau, yaitu sekitar Rp 2.000. Tiket masuk Waduk Greneg termasuk gratis karena memang tidak ada tiketing untuk area ini. Jalan menuju lokasi wisata ini pun terbilang baik, meskipun terdapat beberapa titik yang masih perlu perbaikan. Akses yang mudah dan suasana yang nyaman menjadikan Waduk Greneng sebagai destinasi wisata yang cocok untuk dikunjungi bersama keluarga maupun teman-teman.
Waduk Greneng bukan hanya sekadar tempat wisata alam, tetapi juga menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Desa Tunjungan. Dengan kombinasi antara keindahan alam, potensi agrowisata, serta nilai-nilai budaya yang kental, Waduk Greneng menawarkan pengalaman wisata yang tak terlupakan bagi siapa saja yang berkunjung. Bagi traveler yang ingin menikmati suasana tenang, pemandangan indah, dan kuliner khas lokal, Waduk Greneng adalah pilihan yang tepat.
Baca Juga :